Gunung Padang & Kontroversi Peradabannya






  Apakah benar seperti yg di claim peneliti independen bentukan esbeye beberapa waktu lalu dimana nusantara pernah menjadi pusat peradaban dunia atau adakah konspirasi si balik semua itu ? Gimana pendapat suhu2 di mari ? dan bagaimana seharusnya pemerintah sekarang menyikapi temuan tsb ?

Berikut petikan artikel dan berbagai pendapat para pakar tentang situs gunung Padang, Cianjur :

Gunung Padang, mendengar namanya pertama kali penulis mengira itu nama sebuah Gunung di kota Padang, Sumatra Barat. Ternyata bukan! Gunung Padang adalah sebuah lokasi bukit kecil di selatan Cianjur. Penulis merasa senang, ketika dihubungi sebuah penerbit untuk menulis buku Gunung Padang. Penulis pun berkoordinasi dengan Dr Ali Akbar, seorang arkeolog UI yang menjadi ketua tim peneliti Gunung Padang yang ditunjuk oleh staf ahli kepresidenan masa pemerintahan SBY tahun 2013 silam. Banyak temuan mencengangkan yang didapat dari situs megalitik Gunung Padang.

Masyarakat tiba-tiba tersentak dengan hasil temuan Tim Katastropik Purba yang meneliti situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat pada tahun 2011. Benarkah di Gunung Padang pernah terdapat peradaban yang sangat tinggi pada tahun 11.600 Sebelum Masehi (SM) ? Bukti-bukti yang ditemukan baik oleh tim Katatrospik Purba maupun Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) secara ilmiah mengindikasikan sesuatu yang dahsyat dibalik kesahajaan Gunung Padang. Misteri yang luar biasa yang dimiliki bukit di perbatasan Cianjur –Sukabumi perlahan namun pasti mulai tersingkap.

Sesuai hasil tes Laboratorium Beta Analytic Miami, Florida, Amerika Serikat merilis usia bangunan bawah permukaan Gunung Padang usianya mencapai 11.600 SM? Tentu hasil uji ilmiah ini akan selalu ditanggapi berbagai macam. Ada yang merespon dengan logis dan ilmiah, ada yang berhati-hati namun tak sedikit yang meragukan atau pun membantahnya. Namun lambat laun tabir Gunung Padang akan segera terungkap. Dalam buku ini akan dikupas secara detail temuan ilmiah yang sebagian belum dipublikasikan di media massa tanah air.

Penemuan situs Gunung Padang itu terbilang mencengangkan, karena berdasarkan penelitian, masyarakat Indonesia dapat dikatakan sebagai masyarakat beradab saat mengenal huruf pada sekitar tahun 400 Masehi? Pada belasan ribu tahun yang lalu bukti-bukti arkeologi di Indonesia lebih banyak menunjukkan bahwa manusia masih merupakan mahluk prasejarah yang hidup di zaman batu dengan peralatan dari batu untuk berburu. Masyarakat pemburu bukanlah masyarakat yang berperadaban tinggi.


Misteri Atlantis

Hasil temuan di Gunung Padang juga mengagetkan masyarakat yang percaya terhadap adanya peradaban Atlantis. Atlantis menurut Plato yang lahir tahun 427 SM adalah peradaban tinggi yang kaya raya namun terkena bencana sehingga akhirnya tenggelam atau musnah. Bahkan lokasi Atlantis sampai saat ini menjadi misteri dan masih dicari oleh berbagai pihak. Masyarakat di Indonesia yang percaya terhadap Atlantis ini umumnya telah membaca buku karya Santos yang merujuk Indonesia sebagai pusat peradaban dunia. 

Arysio Santos, ahli geologi dan fisikawan nuklir, dalam bukunya yang berjudul Atlantis: The Lost Continent Finally Found (2010) menyatakan:
“Pertama adalah Atlantis Lemuria yang sebenarnya (Ibu yang Perawan) yang terletak di Indonesia dan dihancurkan oleh bencana Toba pada 75 ribu tahun yang lalu. Kedua adalah Atlantis yang sebenarnya (Putra) dihancurkan oleh letusan Krakatau pada 11.600 tahun lalu di akhir Zaman Es Pleistosen (Santos, 2010: 99).

Sementara itu, terdapat pula ilmuwan yakni Prof. Dr. Stephen Oppenheimer yang menulis buku Eden in the East: Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara (2010). Berdasarkan buku tersebut dan melalui wawancara langsung dengan penulis saat bertemu di Jakarta dan Bali pada tahun 2012, Oppenheimer menyatakan bahwa Sundaland merupakan tempat peradaban masyarakat Nusantara yang kini telah tenggelam. Peristiwa banjir besar yang terjadi berkali-kali pada 14.500, 11.500, dan 8.400 tahun yang lalu telah membuat peradaban masyarakat Sundaland punah.

Angka-angka belasan ribu tahun lalu tersebut, secara geologi terjadi pada Zaman Es (Glasial) dan Zaman Antar-Es (Interglasial). Pada saat es mencair, maka permukaan air laut naik dan bahkan pernah mencapai kenaikan air hingga 120 meter, sehingga dataran rendah pun tenggelam. Beberapa ahli menduga peristiwa yang disebut sebagai mitos atau kisah banjir besar, sebenarnya secara geologi merupakan peristiwa kenaikan permukaan air laut akibat suhu di bumi memanas. Patut diduga, beberapa peradaban di dataran rendah menjadi tenggelam dan musnah, lalu ribuan tahun kemudian akhirnya hanya menjadi dongeng karena tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi pada masa lalu.

Pada dasarnya Oppenheimer menyatakan peradaban berasal dari Sundaland (termasuk Sumatera, Kalimantan, dan Jawa), kemudian peradaban ini tenggelam, namun masyarakatnya sempat menyebar lalu membentuk peradaban-peradaban lain di muka bumi. Pendapat ini berbeda dengan pendapat para ahli sebelumnya, katakanlah Robert von Heine Geldern (1945) dan Roger Duff (1970) yang menyatakan kebudayaan di Indonesia merupakan hasil migrasi dari penduduk di Asia Daratan dalam hal ini Cina melalui Semenanjung Malaka lalu masuk ke Sumatera dan seterusnya.

Sementara itu terdapat pula pendapat dari Peter Bellwood seorang pakar arkeologi yang secara umum menyatakan telah terjadi penyebaran kebudayaan dari Taiwan melalui Filipina kemudian sampai di Sulawesi dan seterusnya (out of Taiwan). Hasil riset panjang dari Bellwood yang membahas hal tersebut antara lain terdapat pada buku Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia.
Gunung Padang & Kontroversi Peradabannya Gunung Padang & Kontroversi Peradabannya Reviewed by Mo Ilmi on August 20, 2018 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.