AKTIVITAS FIBRINOLISIS JUS BAWANG PUTIH (Allium sativum) PADA TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR ASAM TRANEKSAMAT
AKTIVITAS
FIBRINOLISIS JUS BAWANG PUTIH
(Allium
sativum) PADA TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR ASAM
TRANEKSAMAT
Samsul Arifin
Program Studi
Pendidikan Dokter, Universitas Jember, Jember
ABSTRAK
Jus bawang putih
dapat mencegah terjadinya trombosis pada kardiovaskuler. Untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap fibrinolisis digunakan tikus
wistar betina yang diberi bawang putih dengan dosis 2,4 dan 6 g/kg BB
dengan disertai pemberian asam traneksamat sebagai antiplasmin selama
7 hari lalu diukur lysis timenya. Jika dibandingkan dengan kelompok
kontrol dan kelompok 1 (diberi asam traneksamat saja), kelompok
yang diberi jus bawang putih dapat meningkatkan aktivitas
fibrinolisis secara signifikan pada dosis 2,4 dan 6 g/kg BB.
Sehingga bawang putih dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya trombosis. Pengaruh ini mungkin melalui peningkatan
tissue plasminogen activator (t-PA).
Kata kunci:
Bawang putih, trombosis, fibrinolisis, tissue plasminogen activator.
PENDAHULUAN
Asetil
salisilat
yang digunakan
untuk mencegah
infark miokard
akut dan
angina adalah
bersifat
hepatotoksik.1
Lebih
dan 90%
pasien infark
miokard
akut
transmural berkaitan dengan trombosis koroner.2 Trombosis merupakan
pembentukan
massa
bekuan darah
(trombus)
dalam sistem
kardiovaskuler yang
tidak terkendali.3
Trombus
terbentuk jika
trombosit
melekat
pada permukaan
yang abnormal
seperti
plak aterosklerosis
atau
endotelium yang
rusak
sehingga merangsang
trombosit
mensekresi
adenosin difosfat
dan tromboksan
A2
(TXA2).
Adenosin difosfat
akan menginduksi
trombosit
untuk melekat
ke trombosit
lain (agregrasi). Tromboksan
A2
merupakan
perangsang
agregasi trombosit
yang sangat
kuat dan
menyebabkan
vasokonstriksi.
Selain itu
trombosit
yang sudah
diaktifkan akan
mempercepat
pembentukan
trombin dan
mengaktifkan faktor
V dan faktor
VII serta
akhirnya mengubah
fibrinogen menjadi
fibrin.4
Bila
trombus
terbentuk
tidak dipecah
maka
lumen
arteri
tersumbat
dan bisa
terjadi iskhemia
jaringan.
Trombus akan
dicegah dan dihancurkan oleh sistem antikoagulan dan
fibrinolitik tubuh. Diketahui pula bahwa ajoene,
allicin dan polisulfid yang terdapat dalam
bawang putih sangat efektif sebagai antitrombosis. Menurut
Chutani dan Bordia dengan mengkonsumsi bawang putih mentah 0,5
gram/kg per hari, aktivitas fibrinolisis meningkat 72 % 6 jam setelah
makan bawang putih dan
84,8
% pada
hari ke-28.5
Selain
itu pemberian
bawang putih
2 gram/kg
selama
4 minggu
yang dilakukan
oleh Huey
Chen et
al 6
mampu
menurunkan
adenosin difosfat serta
berdasarkan
penelitian Banerjee
et al, 7
ajoene
dan polisulfid
mampu
menghambat
pembentukan
tromboksan
Az,
sehingga bawang
putih
dapat digunakan sebagai
antitrombosis.Dari
uraian di
atas akan
dibuktikan peranan
jus bawang putih
terhadap peningkatan
waktu lysis
time pada
tikus
Wistar
yang di
papar asam
traneksamat.
Hemostasis
Hemostasis
merupakan peristiwa
penghentian perdarahan akibat
putus atau robeknya pembuluh
darah.8
Ada
empat fase
pada
hemostasis,
yaitu:konstriksi pembuluh
darah, pembentukan
jendalan (agregrat)
trombosit,
pembentukan
jala fibrin
dan
pelarutan
parsial
atau
total
jendalan
hemostatik
atau
trombus
oleh plasmin.
Koagulasi
Ada 2
lintasan yang
membentuk
bekuan fibrin,
yaitu lintasan
intrinsik
dan lintasan
ekstrinsik.
Kedua
lintasan
ini
menjadi
satu dalam
final common
pathway, yang
melibatkan
aktivasi protrombin
menjadi
trombin
dan proses
pemecahan
fibrinogen yang
dikatalisasi oleh
trombin untuk
membentuk
bekuan fibrin.
Dalam lintasan akhir bersama
(final common pathway),
faktor Xa
mengaktifkan
protrombin
(faktor II)
menjadi
trombin (faktor
IIa) yang
kemudian
mengubah fibrinogen
menjadi
fibrin. Selain
itu trombin
juga mengubah
faktor XIII
menjadi XIIIa sehingga
bekuan fibrin lebih stabil. 8
Sistem
Antikoagulasi
Sistem
koagulasi normalnya berada dalam keseimbangan dinamis.
Plasmin
yaitu
protease
serin
yang
bertanggung
jawab
atas
proses
penguraian
fibrin
dan
fibrinogen.
Plasmin
berada
dalam
sirkulasi
sebagai
zimogen
inaktif
yaitu
plasminogen.
Plasmin
dalam
sirkulasi
dihambat
oleh
antiplasmin
∝2.
Jika
terdapat
luka
pada
vaskuler
plasminogen
akan
terikat
dengan
fibrinogen
dan
fibrin.8
Dalam
bekuan
plasminogen
akan
diaktifkan
oleh
aktivator
plasminogen
jaringan
(t-PA)
yang
dihasilkan
oleh
endotel
vaskuler.
Sehingga
plasmin
akan
menguraikan
fibrinogen
dan
fibrin
menjadi
fibrinogen
degradation
product
(FDP).1,7,9
FDP
sendiri
mempunyai
sifat
antikoagulan
dan
dengan
demikian
dapat
menghambat
proses koagulasi yang berlebihan.2
Selain
menguraikan
bekuan tubuh
juga menghambat
kerja trombin
oleh
antitrombin.
Inhibitor trombin
yang paling
penting adalah
antitrombin
III yang
memberikan
kurang lebih
75 %
dari
aktivitas
antitrombin.
Antitrombin
III juga
menghambat
faktor IXa,
Xa, XIa
dan XIIa.
Aktivitas
antitrombin
III diperkuat
heparin melalui peningkatan
pengikatan antitrombin III pada trombin.8
Sel
endotel mensintesis
prostasiklin (PGI2)
yang merupakan
inhibitor kuat
agregrasi trombosit
dengan melawan
kerja tromboksan
A2.
Prostasiklin bekerja
dengan merangsang
aktivitas adenilil
siklase dalam
membran
trombosit
sehingga cAMP meningkat
dan akan
melawan
peningkatan Ca2+
intrasel.
Selain itu
endotel
juga menghasilkan
ADPase yang
menghidrolisis
adenosin difosfat
dan aktivator
plasminogen
jaringan (t-PA).8,9
Asam Traneksamat
Obat
ini mempunyai
indikasi dan
mekanisme
kerja yang
sama
dengan asam aminokaproat,
tetapi 10
kali lebih
poten dan
efek sampingnya
lebih ringan.1
Asam
aminokaproat
yang analog
asam traneksamat
bersifat menghambat
secara kompetitif
aktivasi
plasminogen
dan menghambat
plasmin.1,10
Plasmin
adalah protease serin
yang
terutama
bertanggung jawab
atas
penguraian fibrin
dan
fibrinogen.8
Penderita
disseminated
intravascular
coagulation
(DIC) merupakan
kontraindikasi karena
dapat menyebabkan
pembentukan
trombus yang
mungkin bersifat fatal. 1
Bawang Putih
(Allium sativum)
Tanaman bawang putih
diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae
(tumbuh-tumbuhan)
Divisi :
Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae
(berbiji tertutup)
Kelas :
Monocotyledonae (biji berkeping satu) Bangsa : Lililes
Famili (Suku) :
Liliaceae
Genus (Marga) :
Allium
Spesies (Jenis) :
Allium sativum
Struktur
morfologi
bawang
putih terdiri
atas: akar,
batang utama,
batang semu,
tangkai bunga yang pendek atau sekali tidak keluar, dan daun. Akar
bawang putih terbentuk
di pangkal
bawah
batang sebenimya
(discus).
Sistem perakaran
tanaman
ini menyebar
ke segala
arah. Di
atas discus
terbentuk batang
semu
yang dapat berubah
bentuk
dan fungsinya
sebagai
tempat
penyimpanan
makanan
cadangan atau
disebut "umbi".
Umbi
bawang putih
terdiri atas
beberapa bagian
bawang putih
yang disebut
"siung".
Siung-siung ini
terbungkus oleh
selaput tipis
yang kuat,
sehingga tampak
dari luar
seolah-olah
umbi
yang berukuran
besar. Bawang putih
merupakan
tanaman
herba yang
tumbuh
berumpun
dan memiliki
ketinggian sekitar
60 cm.
Bagian bawahnya
bersiung-siung, bergabung
menjadi umbi
besar berwama
putih. Daunnya
berbentuk
pita (pipih
memanjang).
Tanaman
yang bunganya
berwama
putih ini
banyak ditanam
diladang-ladang
di daerah
pegunungan yang cukup mendapat
sinar.11
Bawang Putih
Meningkatkan Fibrinolisis dan Antiagregrasi
Berdasarkan
uji in
vitro maupun
in vivo,
bawang putih
memiliki
aktivitas
antitrombosis.
Aktivitas ini
meliputi
penurunan konsentrasi
fibrinogen serum
dan peningkatan aktivitas
fibrinolisis.12
Beberapa
penelitian
menunjukkan
bahwa pemberian
minyak
bawang putih
dan bawang
putih mentah
secara akut
dan kronik
akan meningkatkan
aktivitas fibrinolisis.
Menurut penelitian
yang dilakukan
oleh Chutani dan
Bordia dengan
mengkonsumsi
bawang putih
mentah
0,5 gram/kg,
aktivitas fibrinolisis
meningkat
72% 6
jam setelah
makan
bawang putih
dan 84,8
%
pada hari
ke-28 5
dan
berdasarkan studi
yang dilakukan
oleh Legnani et
al,
menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fibrinolisis sebanding dengan
peningkatan tissue
plasminogen
activator
(t-PA) pada
pemberian
bawang putih
(Allium sativum)
dalam bentuk
powder secara akut dan
kronik.7
Uji
in vivo
lainnya pemberian
bawang putih
mentah 2
gram/kg
selama
4 minggu
pada
tikus
dapat menurunkan
tekanan
darah, meningkatkan
waktu perdarahan,
meningkatkan
cAMP dan
prostasiklin.6
Menurut
Banerjee et
al
7
ekstrak bawang
putih segar
efektif menurunkan
sintesis tromboksan
A2 baik
pada uji in
vitro maupun
in vivo.
Penelitian
lain menunjukkan
bahwa bawang
putih
dapat menghambat trombin untuk menginduksi trombosit sehingga
mengakibatkan
menurunnya
sintesis tromboksan
A2.
Oleh karena
itu
bawang
putih dapat
menurunkan agregrasi trombosit sehingga dapat mencegah terjadinya
trombosis.
Allicin dan
Derivatnya
95 % total sulfur
dalam bawang putih terkandung pada sistein sulfosida
dan
y-glutamilsistein.
Selanjutnya
sebagian
Y-glutamilsistein
ini
akan
diubah menjadi
sistein sulfosida
juga. Sistein
sulfosida
sebagian besar
terdiri
dari
alliin. Sistein
sulfosida oleh
enzim alliinase
akan
diubah menjadi
senyawa-senyawa thiosulfonat
diantaranya
allicin, allil
metan
thiosulfonat.
Di air
senyawa-senyawa
thiosulfonat
secara
spontan
akan bembah
menjadi
senyawa
sulfid
diantaranya
adalah diallil
trisulfid,
diallil disulfid,
allil metil
trisulfid
dan allil metil
disulfid.13
Allicin
yang terdapat
dalam bawang
putih adalah
salah satu
inhibitor kuat
release dan
antiagregrasi
trombosit
melalui
inhibisi sintesis
tromboksan
A2,
hambatan
aktivasi
fosfolipase
membran
dan mobilisasi
kalsium ke
intraseluler.12
Menurut
G. Siegal et
al allicin
dapat
menyebabkan hiperpolarisasi
membran
melalui
pembukaan kanal
ion K+
yang
selanjutnya akan
menutup
kanal Ca2+
sehingga Ca2+
intraseluler
menurun
dan mengakibatkan
agregrasi
trombosit
menurun.13
Diallil
disulfid
dan diallil
trisulfid secara
in vivo
mampu
menghambat
secara aktif
pembentukkan
trombus
pada stenosis
arteri koronaria
dan diduga
polisulfid mampu
menghambat
sintesis.tromboksan
A2.7
Hal
ini didukung
oleh hasil penelitian
Belman
S et
al 15
yang
menunjukkan bahwa
diallil trisulfida,
allil metil
trisulfid
dan
diallil disulfid
adalah
inhibitor
kompetitif
dari
enzim
lipooksigenase dari
soybean.
Metil
allil trisulfid
(MATS)
yang berasal
dari degradasi
allicin mampu
secara efektif
mengurangi
kecenderungan
penggumpalan
trombosit.
Hal ini
didukung dengan
penelitian 3
orang dan
Nippon
University
School of
Medicine yang
menunjukkan
bahwa efek
dari diallil
disulfid adalah
sepersepuluh kali
dari efek
metil
allil
trisulfid.5
Dengan memngkatnya
kasus tromboemboli yang dapat menyebabkan gangguan pada
kardiovaskuler seperti angina pektoris, ischemic attacks infark
miokard dan lain lain yang merupakan salah satu penyebab kematian
terbesar di Indonesia. Untuk itu maka pada penelitian ini
secara umum bertujuan untuk mencari obat altematif dan
mengembangkan obat yang potent, murah, aman dan mudah didapatkan
terutama yang berasal dari tanaman, salah satu diantaranya adalah
bawang putih, sehingga dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya
gangguan kardiovaskuler akibat tromboemboli. Sedangkan secara khusus
penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa jus bawang putih dapat
meningkatkan aktivitas fibrinolisis pada tikus yang dipapar asam
traneksanat.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas
Kedokteran Gigi
Unaversitas Jember dari tanggal 10 Juli 2004 sampai 16 Juli
2004.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan
untuk penelitian ini adalah jus bawang putih dan
asam traneksamat.
Alat Penelitian
Alat yang digunakan
untuk penelitian ini adalah: kandang tikus, tempat makanan dan
minuman, timbangan, sonde, spuit, tabung, inkubator dan
stopwatch.
Pada penelitian
digunakan tikus putih betina strain Wistar dengan berat badan 150 -
250 g berumur 3-4 bulan yang diperoleh dari PUSVETMA Surabaya, yang
mengalami penyesuaian dan dipelihara dengan cara yang sama.
Pembuatan Jus
Bawang Putih
Bawang putih yang
telah dikupas diblender dengan kecepatan tinggi selama 10
menit. Jus bawang putih yang telah diperoleh digunakan untuk
penelitian.
Uji Aktivitas
Fibrinolisis
Tikus sebanyak 40
ekor dibagi secara acak dalam lima kelompok perlakuan
masing-masing kelompok terdiri 8 ekor tikus putih. Jus bawang putih
diberikan secara oral dengan menggunakan sonde sehari sekali selama
7 hari. Perincian mengenai perlakuan terhadap masing-masing kelompok
adalah sebagai berikut:
Kelompok kontrol:
Kelompok kontrol:
diinjeksi asam traneksamat 50 mg/kg.
Kelompok
Perlakuan
Kelompok 2 :
diinjeksi asam traneksamat 50 mg/kg dan jus bawang putih 2 g/kg
Kelompok 3 : diinjeksi asam traneksamat 50 mg/kg dan jus bawang putih
4 g/kg Kelompok 4 : diinjeksi asam traneksamat 50 g/kg dan jus bawang
putih 6 g/kg
Kelompok
Pembanding
Kelompok 1 :
aquadest 1 cc
Setelah
7 hari,
binatang percobaan
dianestesi dengan
eter dan
diambil
darahnya secara
langsung melalui
jantung (Cardiac
puncture)
sebanyak 2
ml. Darah
yang diambil
kemudian
dimasukkan
dalam tabung
dan dibiarkan
sampai
terbentuk bekuan.
Lysis time
diukur mulai
dari saat
bekuan terbentuk
sampai saat
mulai terjadinya
lisis dari bekuan.16
Rancangan
Penelitian dan Analisis Data
Rancangan percobaan
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dan data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan uji Anova. Apabila pada
hasil
perlakuan yang
diberikan
terdapat
perbedaaan yang
bermakna
maka
dilanjutkan dengan uji Tukey-HSD
dengan taraf 5 %.17
Kerangka
Konseptual Penelitian
Pengambilan darah dari jantung menyebabkan dilepaskannya
tromboplastin
jaringan. Selanjutnya tromboplastin jaringan akan mengaktifkan
faktor VII menjadi faktor Vila. Sedangkan kaca tabling mengaktifkan
faktor XII menjadi faktor XIIa. Selanjutnya faktor XIIa akan
mengaktifkan faktor XI menjadi faktor XIa dan juga faktor XIa akan
mengaktifkan faktor IX menjadi faktor IXa.
Faktor
IXa bersama
dengan
faktor
Va, Vila,
Villa
dan Ca24+
akan
mengaktifkan faktor
X menjadi faktor Xa. Aktifnya faktor Xa akan menyebabkan pengaktifan
protrombin menjadi trombin yang kemudian mengubah fibrinogen menjadi
fibrin. Asam traneksamat secara tidak langsung meningkatkan bekuan
darah dengan menghambat kerja plasmin secara
kompetitif. Akibatnya adalah meningkatnya fibrin dalam darah.
Selain mampu
mencegah peningkatan agregrasi trombosit, bawang putih juga dapat
meningkatkan aktivitas fibrinolisis baik pada pemberian secara akut
maupun kronik. Pemberian bawang putih dalam bentuk powder dapat
meningkatkan aktivitas fibrinolisis yang sebanding dengan peningkatan
aktivitas tissue plasminogen activator.
Bila terjadi
peningkatan fibrin akibat paparan asam traneksamat, maka
yang muncul adalah
peningkatan lamanya waktu fibrinolisis. Lamanya waktu
fibrinolisis ini dapat diukur dengan pemeriksaan lysis
time.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Dari hasil
penelitian ini memperlihatkan bahwa kelompok tikus betina
yang diinjeksi asam
traneksamat dan diberi jus bawang-putih dapat meningkatkan aktivitas
fibrinolisis. Dari tabel 3.1. dengan menggunakan uji anovaterlihat
bahwa p=0,000, hal ini berarti terdapat perbedaan lysis
lime yang signifikan antar kelompok-kelompok
perlakuan (p < 0,05)
Tabel 3.1.
Tabel Hasil Uji Anova
-
Variabel TergantungFSigLysis Time494,106,000
Untuk menentukan
apakah terdapat perbedaan yang nyata antar kelompok maka dilakukan
uji lanjutan Tukey-HSD. Pada kelompok yang di beri asam
traneksamat saja (kelompok satu), menunjukkan adanya peningkatan
waktu lisis bekuan dan pada uji lanjutan Tukey-HSD terdapat perbedaan
yang nyata dengan kelompok kontrol dan juga dengan kelompok jus
bawang putih dosis 2,4 dan 6 gram/kg pada p < 0,05. Sedangkan pada
kelompok perlakuan yang diberi jus bawang putih dosis 2,4 dan 6
gram/kg memperlihatkan perbedaan yang sangat nyata dengan semua
kelompok percobaan.
Tabel 3.2 Tabel
hasil uii statistik
-
KelompokNMean + Standar DeviasiKontrol61820,00+63,77*Satu81932,50 ±17,45 b*Dua61603,33+38,94*Tiga51378,00+30,33*Empat51095,00+3,87 a*
Keterangan : N =
Jumlah sampel
Satuan lysis
time = menit
a = nilai terendah
b = nilai tertinggi
* = berbeda
signifikan terhadap kontrol
Berdasarkan data penelitian di atas, menunjukkan bahwa asam
traneksamat
pada tikus
dapat menghambat
fibrinolisis, hal
ini disebabkan
karena asam traneksamat
dapat menghambat
secara kompetitif
aktivasi plasminogen
dan menghambat
kerja
plasmin.1,10
Plasmin
adalah
protease serin
yang
terutama
bertanggungjawab atas
penguraian fibrin
dan fibrinogen,8
sehingga
jika jumlah
plasmin berkurang maka
fibrinolisis akan terhambat.
Kemampuan jus bawang
putih dalam meningkatkan aktivitas fibrinolisis pada tikus wistar
yang dipapar inhibitor plasmin yaitu asam
traneksamat
dimungkinkan karena kandungan senyawa dalam bawang putih dapat
meningkatkan aktivasi plasminogen dan aktivitas dari plasmin.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Legnani et al,
yang menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fibrinolisis
sebanding dengan peningkatan tissue plasminogen
activator (t-PA)
pada
pemberian
bawang putih
dalam bentuk
powder.7
Plasmin
yang meningkat
selain menguraikan
fibrin, juga
akan menguraikan
fibrinogen sehingga
fibrinogen akan menurun
jumlahnya.
Hal ini
sesuai dengan
hasil penelitian
yang dilakukan
oleh Harenberg
et
al 17
bahwa
bawang putih
mampu
menurunkan
fibrinogen secara signifikan
sebesar 10%.
Tissue
plasminogen
activator
merupakan
suatu protease
yang dihasilkan
oleh endotel
vaskuler oleh
karena itu
dimungkinkan
senyawa -
senyawa yang
terdapat dalam
jus bawang
putih
seperti allicin
dan turunannya
mempengaruhi
endotel vaskuler
untuk mengeluarkan
tissue
plus ninogen
activulor
(t-PA)8
.Adanya
pengaruh bawang
putih terhadap
endotel
vaskuler ini
juga didukung
oleh hasil penelitian
bahwa
bawang putih
dapat
memodulasi
produksi
dan fungsi
Endotelium Derived
Relaxing
Factor (EDRF).
Dan ada
dugaan senyawa
yang mempengaruhi
endotel
vaskuler itu
adalah
allicin,
oleh
karena allicin
dapat
meningkatkan sintesis nitrit
oksid (NO) oleh endotel
vaskuler.7
Pada tabel 3.2 dapat
dideskripsikan bahwa dosis jus bawang putih pada kelompok dua, tiga
dan empat akan menyebabkan perbedaan hasil lysis time
yang berbeda secara bermakna. Sedangkan pada kurva dosis
respon menunjukkan bahwa dosis bawang putih sebesar (5 gram/kg
memberikan potensi atau respon yang paling besar terhadap peningkatan
aktivitas fibrinolisis jika dibandingkan
dengan dosis 2 dan 4
gram/kg. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis bawang putih
yang diberikan maka aktivitas fibrinolisisnyajuga akan meningkat.
Peningkatan aktivitas fibrinolisis ini mungkin karena pada dosis
yang semakin besar maka jumlah tissue plasminogen
activator (t-PA) semakin besar dan
selanjutnya aktivitas plasmin juga meningkat sehingga
aktivitas fibrinolisis akan meningkat.
|
|
||
|
|
||
|
|
||
|
|
||
|
|
|
|
1500
1000
500
Series2
Series1
0
1
2
3
2 4 6
Dosis
Perlakuan (gram/kg BB)
Gambar 3.1 Kurva
dosis - respon pada kelompok yang diberi jus bawang putih
KESIMPULAN
- Jus
Bawang
putih
berperan
sebagai
antitrombosis
dengan
meningkatkan
fibrinolisis pada tikus yang dipapar asam
traneksamat.
- Jus
bawang
putih
dengan
dosis
2,4
dan
6
g/kg
adalah
dosis
yang
secara
signifikan atau
berpotensi
meningkatkan
aktivitas
fibrinolisis
pada
tikus
yang dipapar asam
traneksamat.
- Bawang
putih
mungkin
dapat
meningkatkan
tissue
plasminogen
activator
pada tikus yang dipapar
asam traneksamat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganiswarna,
Sulistia G. 1995. Antikoagulan, antitrombosis, trombolitik dan
hemostatik. Farmakologi dan terapi, 51 (4): 755 - 61.
2. Suyono, S,
Sarwono, W dan Leurenttius L. 2001. Hematologi. Ilmu penyakit
dalam.5(3) : 577-78.
3. Robbins SL dan
Vijay Kumar. 1997. Gangguan cairan dan hemodinamik. Buku ajar
patologi I. 3(4): 66- 78.
4. Stamler, Kaplan.
1991. Pencegahan penyakit jantung : 148-51
5. Roser, David.
2000. Bawang putih untuk kesehatan : 52-60.
6. Huey Chen J,
Hsiun-ing Chen, Shun -Jen Tsay and Chauying JJ. Chronic consumption
of raw but not boiled welsh onion juice inhibit rat platelet .-
function. [Serial on line] 2000. Available from http://www.
nutrition, org
7. Banerjee. SK,
Maulik SK, Effec of garlie on cardiovascular disorder; a review
[Serial on line]
2002. Available from http://www. gordonresearch.com
8. Murray, RK,
Daryl KG, Peter AM dan Victor. 1999. Protein plasma
imunoglobin dan pembekuan darah. Biokimia Harper. 59 (24): 743-53.
9. Guyton AC, Hall
JE. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran: 579-88.
10. Katzung, B G.
2001. Farmakologi dasar dan klinik .541
11. Rukmana R.
Budidaya bawang putih : 18-31.
12. Carol, AN. 1996.
Garlic.Herbal medicine : 129-33.
13. The
Phytochemistry of herbs. Available from http:// www.
Garlic advanced, com
14. Siegal, G. et
al. Changes in vascular tone and calcium
metabolisme. Available
15.
Belman
S,
Solomon
J,
Block
E
and
Barany
G.
Inhibition
of
soybean
lipoxygenase
and
mouse
skin
tumor
promotion
by
onion
and
garlic
components,
[serial
on
line]
1989.
Available
from
http://
www.Pubmed.
com
16. Eveline, Jane,
Hamot, Rini, R dan Irine EM. 2002. Clot retraction. Petunjuk
praktikum patologi klinik 14 (1): 52 - 53.
17.
Harenberg,
Giese C and Zimmermann
R.
Effec
of dried garlic on blood coagulation,
fibrinolysis,
platelet
aggregation
and
serum
cholesterol
levels
in patients with hyperlipoproteinemia.
[Serial
on line] 1988.Available from http://
www.Pubmed.
com
18. Santoso,
Singgih. 2003. One way Anova. SPSS versi 10:261.
AKTIVITAS FIBRINOLISIS JUS BAWANG PUTIH (Allium sativum) PADA TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR ASAM TRANEKSAMAT
Reviewed by Mo Ilmi
on
November 13, 2015
Rating:
DAFTAR ID GRATIS SABUNG AYAM ONLINE
ReplyDelete* KUNJUNGI SITUS KAMI DI *
WWW.ID303.live
MENANG BERAPAPUN, PASTI KAMI BAYAR !!! *
minimal deposit 25rb , minimal wd 50rb
BISA DEPOSIT DENGAN PULSA XL DAN TELKOMSEL
* Melayani LiveChat 7 x 24 Jam Nonstop :
- WA : 08125522303
- BBM : CSID303