Cara
menganalisis Regresi linier berganda dengan SPSS 17.0
Analisis
regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk
mengetahui kelinieritas variabel terikat dengan varibel bebasnya,
selain itu juga dapat menunjukkan ada atau tidaknya data yang outlier
atau data yang ekstrim.
Analisis regresi linear berganda terdiri dari satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Misalnya dalam suatu kegiatan penelitian ingin diketahui apakah variabel X (Sex dan Nilai harian 1) berpengaruh terhadap variabel Y (nilai rapot). Data penelitian adalah sebagai berikut:
Analisis regresi linear berganda terdiri dari satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Misalnya dalam suatu kegiatan penelitian ingin diketahui apakah variabel X (Sex dan Nilai harian 1) berpengaruh terhadap variabel Y (nilai rapot). Data penelitian adalah sebagai berikut:
Nama |
Sex |
Nilai
harian 1 |
Nilai
Rapot |
IDM01 IDM02 IDM03 IDM04 IDM05 IDM06 IDM07 IDM08 IDM09 IDM10 IDM11 IDM12 IDM13 IDM14 IDM15 |
1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 |
50 61 80 76 40 73 86 77 59 56 66 80 72 95 83 |
68 86 78 80 76 74 70 80 76 85 60 69 89 90 88 |
Keterangan sex: 1=laki-laki, 2=perempuan
Langkah-langkah menganalisis menggunakan spss 17.0 adalah sebagai berikut:
1. Buka lembar kerja SPSS
2. Buat semua keterangan variabel di variable view seperti gambar berikut:
4.
Lakukan analisis dengan cara: Analize, Regression, Liniear. akan
muncul dialog seperti gambar berikut; Selanjutnya isilah kotak menu
Dependen dengan variabel terikat, yaitu variabel Rapor dan kotak menu
independen dengan variabel bebas, yaitu variabel Sex dan Harian 1.
5. Selanjutnya klik kotak menu Statistics. Pilih Estimates, Descriptives dan Model fit lau klik Continue. Tampilan muncul seperti berikut
6.
Kotak menu Plots,
berfungsi untuk menampilkan grafik pada analisis regresi. klik
kotak menu Plots, kemudian klik Normal probanility plot yang terletak
pada kotak menu Standardized
Residual plots. Selanjutnya klik Continue. Tampilannya adalah sebagai
berikut:
7. Selanjutnya klik Continue. Untuk melakukan analisis kliklah OK. Beberapa saat kemudian akan keluar outputnya, sebagai berikut:
Regression
[DataSet1]
Cara membaca Output tersebut adalah. sebagai berikut:
1. Deskriptif statistik
Dari
output tersebut dapat dilihat rata-rata nilai rapot dari 15 siswa
adalah 77,93 dengan standar deviasi 8,779 sedangkan rata-rata nilai
harian 1 adalah 70,27 dengan standar deviasi 14,786
2. Korelasi
2. Korelasi
Dari
tabel dapat dilihat bahwa besar hubungan antara variabel nilai rapot
dengan sex adalah -0,042 hal ini menunjukan hubungan negatif.
besar hubungan nilai harian 1 dengan nilai rapot adalah 0,238 yang berarti ada hubungan positif, makin besar nilai harian 1 maka makin tinggi pula nilai rapot.
3. Variabel masuk dan keluar
besar hubungan nilai harian 1 dengan nilai rapot adalah 0,238 yang berarti ada hubungan positif, makin besar nilai harian 1 maka makin tinggi pula nilai rapot.
3. Variabel masuk dan keluar
Dari
tabel diatas menunjukan variabel yang dimasukan adalah nilai harian 1
dan sex, sedangkan variabel yang dikeluarkan tidak ada (Variables
Removed tidak ada)
4.Model sisaan
4.Model sisaan
Pada
tabel diatas angka R Square adalah 0,063 yaitu hasil kuadrat dari
koefisien korelasi (0,250 x 0,250 = 0,063). Standar Error of the
Estimate adalah 9,181, perhatikan pada analisis deskriptif statitik
bahwa standar deviasi nilai rapot adalah 8,779 yang jauh lebih kecil
dari dari standar error, oleh karena lebih besar daripada standar
deviasi nilai rapot maka model regresi tidak bagus dalam bertindak
sebagai predictor nilai rapot.
5. Anova
5. Anova
Hipotesis:
Ho: B1=B2=0
Ha: ada Bi yang tidak nol
Pengambilan keputusan:
Jika F hitung <= T tabel atau probabilitas >= 0,05 maka Ho diterima
Jika F hitung > T tabel atau probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai F hitung yaitu 0,401, sedangkan nilai F tabel dapat diperoleh dengan menggunakan tabel F dengan derajat bebas (df) Residual (sisa) yaitu 12 sebagai df penyebut dan df Regression (perlakuan) yaitu 2 sebagai df pembilang dengan tarap siginifikan 0,05, sehingga diperoleh nilai F tabel yaitu 3,89. Karena F hitung (0,401) < F tebel (3,89) maka Ho diterima.
Berdasarkan nilai Signifikan, terlihat pada kolom sig yaitu 0,679 itu berarti probabilitas 0,679 lebih dari daripada 0,05 maka Ho diterima.
Kesimpulan:
Tidak ada koefisien yang tidak nol atau koefisien berarti, maka model regresi tidak dapat dipakai untuk memprediksi nilai rapot.
6. Koefisien
Ho: B1=B2=0
Ha: ada Bi yang tidak nol
Pengambilan keputusan:
Jika F hitung <= T tabel atau probabilitas >= 0,05 maka Ho diterima
Jika F hitung > T tabel atau probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai F hitung yaitu 0,401, sedangkan nilai F tabel dapat diperoleh dengan menggunakan tabel F dengan derajat bebas (df) Residual (sisa) yaitu 12 sebagai df penyebut dan df Regression (perlakuan) yaitu 2 sebagai df pembilang dengan tarap siginifikan 0,05, sehingga diperoleh nilai F tabel yaitu 3,89. Karena F hitung (0,401) < F tebel (3,89) maka Ho diterima.
Berdasarkan nilai Signifikan, terlihat pada kolom sig yaitu 0,679 itu berarti probabilitas 0,679 lebih dari daripada 0,05 maka Ho diterima.
Kesimpulan:
Tidak ada koefisien yang tidak nol atau koefisien berarti, maka model regresi tidak dapat dipakai untuk memprediksi nilai rapot.
6. Koefisien
Hipotesis:
Ho: Bi=0
Ha: ada Bi yang tidak nol , i=1 atau 2
Pengambilan keputusan:
Jika T hitung <= T tabel atau probabilitas >= 0,05 maka Ho diterima
Jika T hitung > T tabel atau probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
* Constant: Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai T hitung untuk Constant yaitu 5,360, pada T tabel dengan db 12 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1,782, karena T hitung > T tabel maka Ho ditolak. sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000, karena probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Berarti bermakna dan diramalkan tidak melalui titik (0,0).
** Sex: Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai T hitung untuk Sex yaitu -0,277, pada T tabel dengan db 12 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1,782, karena T hitung < T tabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B adalah 0,786 yang berarti probabilitas 0,786, karena probabilitas kurang dari 0,05 maka diterima. artinya B tidak berarti.
*** Harian 1: Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai T hitung untuk Harian 1 yaitu 0,882, pada T tabel dengan db 12 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1,782, karena T hitung < T tabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B adalah 0,786 yang berarti probabilitas 0,395, karena probabilitas kurang dari 0,05 maka diterima. artinya B tidak berarti
Berdasarkan analisis diatas maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu:
Y = 69,429
Ho: Bi=0
Ha: ada Bi yang tidak nol , i=1 atau 2
Pengambilan keputusan:
Jika T hitung <= T tabel atau probabilitas >= 0,05 maka Ho diterima
Jika T hitung > T tabel atau probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
* Constant: Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai T hitung untuk Constant yaitu 5,360, pada T tabel dengan db 12 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1,782, karena T hitung > T tabel maka Ho ditolak. sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000, karena probabilitas kurang dari 0,05 maka ditolak. Berarti bermakna dan diramalkan tidak melalui titik (0,0).
** Sex: Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai T hitung untuk Sex yaitu -0,277, pada T tabel dengan db 12 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1,782, karena T hitung < T tabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B adalah 0,786 yang berarti probabilitas 0,786, karena probabilitas kurang dari 0,05 maka diterima. artinya B tidak berarti.
*** Harian 1: Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai T hitung untuk Harian 1 yaitu 0,882, pada T tabel dengan db 12 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1,782, karena T hitung < T tabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B adalah 0,786 yang berarti probabilitas 0,395, karena probabilitas kurang dari 0,05 maka diterima. artinya B tidak berarti
Berdasarkan analisis diatas maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu:
Y = 69,429
Dari
tabel diatas merupakan ringkasan yang meliputi nilai minimum dan
maksimum, mean dan standar deviasi dari predicted value (nilai yang
diprediksi) dan statistic residu.
7. Kelinieran
7. Kelinieran
Jika
residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran
data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa sebaran data
pada gambar diatas tersebar hampir semua tidak pada sumbu normal,
maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas tidak dapat
dipenuhi.
Regresi
Linear
Regresi
linear adalah alat statistik yang dipergunakan untuk mengetahui
pengaruh antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah
variabel. Variabel yang mempengaruhi sering disebut variabel bebas,
variabel independen atau variabel penjelas. Variabel yang dipengaruhi
sering disebut dengan variabel terikat atau variabel dependen.
Regresi linear hanya dapat digunakan pada skala
interval dan ratio
Secara
umum regresi linear terdiri dari dua, yaitu regresi linear sederhana
yaitu dengan satu buah variabel bebas dan satu buah variabel terikat;
dan regresi linear berganda dengan beberapa variabel bebas dan satu
buah variabel terikat. Analisis regresi linear merupakan metode
statistik yang paling jamak dipergunakan dalam penelitian-penelitian
sosial, terutama penelitian ekonomi. Program komputer yang paling
banyak digunakan adalah SPSS
(Statistical
Package For Service Solutions).
Regresi
Linear Sederhana
Analisis
regresi linear sederhana dipergunakan untuk mengetahui pengaruh
antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat.
Persamaan umumnya adalah:
Y
= a + b X.
Dengan
Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a
adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis
regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius.
Langkah
penghitungan analisis regresi dengan menggunakan program SPSS adalah:
Analyse --> regression --> linear. Pada jendela yang ada, klik
variabel terikat lalu klik tanda panah pada kota dependent. Maka
variabel tersebut akan masuk ke kotak sebagai variabel dependen.
Lakukan dengan cara yang sama untuk variabel bebas (independent).
Lalu klik OK dan akan muncul output SPSS.
Interpretasi
Output
- Koefisien determinasi
Koefisien
determinasi
mencerminkan seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan varians variabel terikatnya. Mempunyai nilai antara 0 –
1 di mana nilai yang mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya.
- Nilai t hitung dan signifikansi
Nilai
t hitung > t tabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat, atau bisa juga dengan
signifikansi di bawah 0,05 untuk penelitian sosial, dan untuk
penelitian bursa kadang-kadang digunakan toleransi sampai dengan
0,10.
- Persamaan regresi
Sebagai
ilustrasi variabel bebas: Biaya promosi dan variabel terikat:
Profitabilitas (dalam juta rupiah) dan hasil analisisnya Y = 1,2 +
0,55 X. Berarti interpretasinya:
- Jika besarnya biaya promosi meningkat sebesar 1 juta rupiah, maka profitabilitas meningkat sebesar 0,55 juta rupiah.
- Jika biaya promosi bernilai nol, maka profitabilitas akan bernilai 1,2 juta rupiah.
Interpretasi
terhadap nilai intercept (dalam contoh ini 1,2 juta) harus hati-hati
dan sesuai dengan rancangan penelitian. Jika penelitian menggunakan
angket dengan skala likert antara 1 sampai 5, maka interpretasi di
atas tidak boleh dilakukan karena variabel X tidak mungkin bernilai
nol. Interpretasi dengan skala likert tersebut sebaiknya menggunakan
nilai standardized
coefficient
sehingga tidak ada konstanta karena nilainya telah distandarkan.
Contoh:
Pengaruh antara kepuasan (X) terhadap kinerja (Y) dengan skala likert
antara 1 sampai dengan 5. Hasil output yang digunakan adalah
standardized
coefficients
sehingga Y = 0,21 X dan diinterpretasikan bahwa peningkatan kepuasan
kerja akan diikuti dengan peningkatan kinerja atau penurunan kepuasan
kerja juga akan diikuti dengan penurunan kinerja. Peningkatan
kepuasan kerja dalam satu satuan unit akan diikuti dengan peningkatan
kinerja sebesar 0,21 (21%).
Regresi
Linear Berganda
Analisis
regresi linear berganda sebenarnya sama dengan analisis regresi
linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah.
Persamaan umumnya adalah:
Y
= a + b1
X1
+ b2
X2
+ .... + bn
Xn.
Dengan
Y adalah variabel bebas, dan X adalah variabel-variabel bebas, a
adalah konstanta (intersept) dan b adalah koefisien regresi pada
masing-masing variabel bebas.
Interpretasi
terhadap persamaan juga relatif sama, sebagai ilustrasi, pengaruh
antara motivasi (X1), kompensasi (X2) dan kepemimpinan (X3) terhadap
kepuasan kerja (Y) menghasilkan persamaan sebagai berikut:
Y
= 0,235 + 0,21 X1 + 0,32 X2 + 0,12 X3
- Jika variabel motivasi meningkat dengan asumsi variabel kompensasi dan kepemimpinan tetap, maka kepuasan kerja juga akan meningkat
- Jika variabel kompensasi meningkat, dengan asumsi variabel motivasi dan kepemimpinan tetap, maka kepuasan kerja juga akan meningkat.
- Jika variabel kepemimpinan meningkat, dengan asumsi variabel motivasi dan kompensasi tetap, maka kepuasan kerja juga akan meningkat.
Interpretasi
terhadap konstanta (0,235) juga harus dilakukan secara hati-hati.
Jika pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert antara 1
sampai dengan 5 maka tidak boleh diinterpretasikan bahwa jika
variabel motivasi, kompensasi dan kepemimpinan bernilai nol, sebagai
ketiga variabel tersebut tidak mungkin bernilai nol karena Skala
Likert terendah yang digunakan adalah 1.
Analisis
regresi linear berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan
menggunakan F hitung. Signifikansi ditentukan dengan membandingkan F
hitung dengan F tabel atau melihat signifikansi pada output SPSS.
Dalam beberapa kasus dapat terjadi bahwa secara simultan (serempak)
beberapa variabel mempunyai pengaruh yang signifikan, tetapi secara
parsial tidak. Sebagai ilustrasi: seorang penjahat takut terhadap
polisi yang membawa pistol (diasumsikan polisis dan pistol secara
serempak membuat takut penjahat). Akan tetapi secara parsial, pistol
tidak membuat takut seorang penjahat. Contoh lain: air panas, kopi
dan gula menimbulkan kenikmatan, tetapi secara parsial, kopi saja
belum tentu menimbulkan kenikmatan.
Penggunaan
metode analisis regresi linear berganda
memerlukan uji
asumsi klasik
yang
secara statistik harus dipenuhi. Asumsi klasik yang sering digunakan
adalah asumsi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi,
heteroskedastisitas dan asumsi linearitas..
Langkah-langkah
yang lazim dipergunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah
1) koefisien
determinasi;
2) Uji F dan 3 ) uji t. Persamaan regresi sebaiknya dilakukan di
akhir analisis karena interpretasi terhadap persamaan regresi akan
lebih akurat jika telah diketahui signifikansinya. Koefisien
determinasi sebaiknya menggunakan Adjusted
R Square
dan jika bernilai negatif maka uji F dan uji t tidak dapat
dilakukan.
Bentuk-bentuk regresi yang juga sering digunakan dalam penelitian adalah regresi logistik atau regresi ordinal.
Bentuk-bentuk regresi yang juga sering digunakan dalam penelitian adalah regresi logistik atau regresi ordinal.
Pertanyaan-pertanyaan
yang sering muncul
- Dalam uji regresi sederhana apakah perlu menginterpretasikan nilai F hitung?
Uji
F adalah uji kelayakan model (goodness
of fit)
yang harus dilakukan dalam analisis regresi linear. Untuk analisis
regresi linear sederhana Uji F boleh dipergunakan atau tidak, karena
uji F akan sama hasilnya dengan uji t.
- Kapan menggunakan uji satu arah dan kapan menggunakan uji dua arah?
Penentuan
arah
pengujian adalah
berdasarkan masalah penelitian, tujuan penelitian dan perumusan
hipotesis. Jika hipotesis sudah menentukan arahnya, maka sebaiknya
digunakan uji satu arah, tetapi jika hipotesis belum menentukan arah,
maka sebaiknya menggunakan uji dua arah. Penentuan arah pada
hipotesis berdasarkan tinjauan literatur. Contoh hipotesis dua arah:
Terdapat pengaruh antara kepuasan terhadap kinerja. Contoh hipotesis
satu arah: Terdapat pengaruh positif antara kepuasan terhadap
kinerja. Nilai t tabel juga berbeda antara satu arah dan dua arah.
Jika menggunakan signifikansi, maka signifikansi hasil output dibagi
dua terlebih dahulu, baru dibandingkan
dengan 5%.
- Apa bedanya korelasi dengan regresi?
Korelasi
adalah hubungan dan regresi
adalah
pengaruh. Korelasi bisa berlaku bolak-balik, sebagai contoh A
berhubungan dengan B demikian juga B berhubungan dengan A. Untuk
regresi tidak bisa dibalik, artinya A berpengaruh terhadap B, tetapi
tidak boleh dikatakan B berpengaruh terhadap A. Dalam kehidupan
sehari-hari kedua istilah itu (hubungan dan pengaruh) sering
dipergunakan secara rancu, tetapi dalam ilmu statistik sangat
berbeda. A berhubungan dengan B belum tentu A berpengaruh terhadap B.
Tetapi jika A berpengaruh terhadap B maka pasti A juga berhubungan
dengan B. (Dalam analisis lanjut sebenarnya juga ada pengaruh yang
bolak-balik yang disebut dengan recursive,
yang tidak dapat dianalisis dengan analisis regresi tetapi
menggunakan (structural
equation modelling).
ANALISIS REGRESI DENGAN SPSS 17 DAN CARA MEMBACANYA
Reviewed by Mo Ilmi
on
November 13, 2015
Rating:
No comments: