OLEH:
Bahrudin Hamis
Bahrudin Hamis
FASE
KETERAMPILAN MOTORIK TINGKAT PERTAMA
Fase belajar
motorik adalah suatu fase yang manggambarkan keadaan penguasaan keterampilan
motorik seseorang dalam dalam melaksanakan gerakan-gerakan olah raga.
Kemampuan
seseorang untuk dapat menguasai keterampilan-keterampilan motorik olah raga
berbeda-beda,yang disebabkan oleh antara lain :
- Perbedaan kemampuan kondisi dan koordinasi yang
dimiliki
- Perbedaan usia
- Perbedaan pengalaman gerakan
- Perbedaan jenis kelamin
- Perbedaan kognitif,
- Frekwensi latihan dan sebagainya
Pembagian
fase-fase belajar motorik bukan berdasarkan pada tingkat usia,melainkan pada
tingkat kemampuan seseorang dalam penguasaan keterampilan-keterampilan motorik
olahraga dalam melaksanakan gerakan-gerakan.
Ciri-ciri umum kemampuan fase
belajar motorik tingkat pertama
Ciri-ciri
umum fase belajar motorik tingkat pertama adalah penguasaan kemampuan motorik
dalam bentuk kasar,seseorang yang berada pada fase ini hanya mampu melaksanakan
gerakan-gerakan yang dituntut bila situasi dan kondisi mendukung.
Ciri-ciri khusus atau yang banyak
dilihat.
· Struktur dasar gerakan tersebut diperlihatkan dalam bentuk yang kasar.
· Irama gerakan :
Kesalahan
dalam irama gerakan disebabkan oleh:
1. Individu
yang belajar belum memiliki pengalaman dan simpanan
2. Belum dapat
mengatur dan mengimpulskan tenaga sesuai dengan kebutuhan otot-otot yng
bekerja.
· Hubungan gerakan
Hubungan
gerakan dari bagian-bagian grerakan dari satu anggota tubuh ke anggota tubuh
yang lain masih belum terkoordinir dengan baik.
· Luas gerakan
Disebabkan
karana kemampuan koordinasinya yang memang masih belum terbentuk,dengan
demikian prinsip efisiensi dan efektefitas baik dari segi tenaga,waktu dan
ruangan yang terpakai belum dapat direalisasikan.
· Kelancaran gerakan /aliran gerakan
Aliran
gerakan yang ditampilkan masih belum lancar,yaitu masih
tersendat-sendat.kurangnya kecepatan dan percepatan tersebut disebabkan karena
pengaruh impuls/tenaga yang diberikan.
· Kecepatan gerakan
Belum
memiliki kecepatan gerakan yang baik yaitu masih bersifat lamban dan kaku.
· Ketepatan dan kekonstanan gerakan
Kekonstanan
gerakan yang dimiliki oleh individu yang berada pada fase tingkat pertama ini
boleh dikatakan tidak ada karenakemampuan yang dimiliki belum stabil atau belum
dapat diukur.
· Bayangan gerakan
Bayangan
gerakan yang berhasil dibangun oleh individu yang berada pada fase tingkat
pertama masih kurang lengkap
· Program
gerakan
Artinya
program gerakan baru memuat komponen-komponen gerakan yang bersifat umum atau
yang penting-penting sajadan belum terperinci.
Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan
pengolahan informasi fase belajar tingkat pertama.
Ciri-ciri
pada fase belajar tingkat pertama dapat dilihat pada aspek penerimaan dan pengolahan
informasi.
Dalam
pelaksanaan aksi-aksi motorik atau gerakan-gerakan olahraga ada 5 indra
penerima informasi yaitu : visual (penglihatan), akustik (penalaran), taktil
(kulit), kinestik (otot), dan vetibular (alat keseimbangan).
Kelima indra
itu tidak hanya berperan dalam penerimaan informasi tetapi juga berperan dalam
penerimaan feedback,yaitu tentang gerakan yang sedang berlansung.
Berdasarkan
feedback ini dapat dilakukan pengendalian dan pengaturan-pengaturan
gerakan-gerakan yang sedang dilakukan misalnya:pengaturan tentang impuls-impuls
kekuatan,penmgaturan,dan pengendalian arahgerakan.
Implikasi ciri-ciri fase belajar
motorik tingkat pertama ke dalam proses pembelajaran
peran guru
pendidikan jasmani sangat lah menentukan pada keberkasilan peserta didik dalam
melakukan gerakan yang diajarkan.
FASE BELAJAR KETERAMPILAN MOTORIK OLAHRAGA TINGKAT KE
DUA
Ciri-ciri
umum fase belajar motorik tingkat kedua ini adalah peningkatan penguasaan
kemampuan koordinasi secara halus, yaitu kualitas gerakan yang dilakukan sudah
meningkat.
Perkembangan
proses belajar pada fase ini datandai oleh beberapa kemajuan dan diwarnai oleh
beberapa permasalahan.kemajuan-kemajuan yang diproleh antara lain dapat dilihat
dari semakin meningkatnya kualitas gerakan.
Ciri-ciri khusus fase belajar
motorik tingkat kedua
Struktur dasar gerakan
Irama gerakan
Hubungan gerakan
Luas gerakan
Kelancaran gerakan
Kecepatan gerakan
Ketepatan dan kekonstanan gerakan
Bayangan dan program gerakan
Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan
pengolahan informasi fase belajar tingkat kedua
Dalam belajar motorik ada lima
indera penerima informasi antara lain :
- Mata ( Visueller Analisator )
- Kulit ( Taktiler Analisator )
- Otot-otot ( Kinesthetischer Analisator )
- Telinga ( Akusticher Analisator )
- Alat keseimbangan yang terletak pada bagian dalam
telinga ( Statico dynamisator )
Kelima
indera penerima informasi tersebut dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu :
- Alat penerima informasi dari luar
Yaitu
informasi yang datang dari luar atau dari lingkungan sipelaku gerakan itu
sendiri. Diantaranya : mata, telinga dan kulit.
- Alat penerima informasi dari bagian dalam
Yaitu
informasi yang berasal dari dalam diri sipelaku gerakan itu sendiri tentang
jalannya gerakan baik yang sedang berlangsung. Diantaranya : otot-otot dan
staticodynamisator.
Ciri-ciri fase belajar motorik
tingkat kedua dan implikasinya kedalam proses pembelajaran
Fase belajar tingkat kedua menuntut
aktifitas belajar yang tinggi,untuk dapat melaksanakannya dibutuhkan
persiapan-persiapan yang tinggi dari peserta didik.kesiapan yang dimaksud
antaralain:
- Kesiapan dalam melakukan pengulangan-pengulangan
latihan
- Kesiapan dalam menerima beban kerja fisik
- Kesiapan untuk berkonsentrasi penuh
- Serta kesiapan untuk turut aktif dalam proses
berfikir
.Jadi tugas utama dari guru
pendidikan jasmani dalam hal ini adalah melakukan analisis kesalahan-kasalahan
gerakan yang terjadi pada setiap fase gerakan.sehingga peserta didik akan
selalu melakukan pengendalian dan pengaturan kembali penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi selama gerakan itu berlansung.
FASE BELAJAR KETERAMPILAN MOTORIK OLAHRAGA TINGKAT
KETIGA
Ciri-ciri umum fase belajar motorik
tingkat ketiga
Ciri-ciri umum fase belajar tingkat
ketiga dapat digambarkan sebagai berikut:
Kemampuan prestasi seseorang yang
berada pada fase belajar tingkat ketiga lebih stabil,dan kestabilan prestasi
tersebut dapat dilakukan dengan konstan,walaupun dibawah situasi dan kondisi
tempat palaksanaan gerakan yang dipersulit.
Peningkatan yang terjadi dalam
berbagai aspek antaralain :
· Perbaikan dalam mengantisipasi suatu situasi dan kondisi
· Perbaikan peran analisator kinentetik,sehingga dapat mengendalikan dan
mengatur impuls-impuls tenaga pasa otot-otot yang bekerja sesuai dengan
kebutuhan
· Perbaikan peran dan fungsi nindra penerima informasi
· Perbaikan-perbaikan
dalam pengolahaninformasi yang diterima.
Ciri umum berikutnya pada fase
belajar tingkat ketiga kestabilan prestasi atau unjuk kerja,individu yang
berada pada fase ini mampu melakukan gerakan-gerakan yang sama secara
berulang-ulang,sedangkan kualitas gerakan yang ditampilkan pada setiap kali
pengulangan cukup konstan.
Ciri-ciri khusus fase belajar
motorik tingkat ketiga
Terbentuknya kemampuan automatisasi
Bayangan dan konstruksi bayangan
gerakan
Irama gerakan
Pada fase belajar tingkat ketiga ini
pelaksanan gerakan terlihat semakin mulus dan lancar,sehingga gerakan-gerakan
yang dilakukan cukup efesien dan efektif baik dalam hal pemakaian
ruangan,maupun waktu dan tenaga.
Kecepatan gerakan
Keistimewaan khusus yang dimiliki
pada fese belajar tingkat ketiga adalah kemampuannya untuk memanipulasi
bentuk-bentuk gerakan.kemampuan untuk melakukan gerak tipu yang tepat hanya
dapat dilakukan oleh individu yang memiliki kemampuan antisipasi situasi dan
kondisi yang akurat.
Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan
pengolahan informasi fase belajar tingkat ketiga
Ciri-ciri khusus kemampuan
penerimaan dan pengolahan informasi individu yang berada pada fase belajar
tingkat ketiga adalah semakin meningkatnya peran dan fungsi analisator informasi
kinestetik(otot).
Ciri-ciri lain dari kemampuan
penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat ketiga ditandai dengan
semakin meningkatnya peran dan fungsi serta kepekaan alat-alat analisator yang
lain seperti: mata, kulit, telinga (staticodynamisator), maka individu yang
berada fase ini dapat menerima umpan balik secara lebih banyak dan rinci
tentang jalannya suatu gerakan baik yang sedang berlansung,maupun yang baru
selesai dilaksanakan.
Ciri-ciri fase belajar motorik
tingkat ketiga dan implikasinya kedalam proses pembelajaran
Fase belajar tingkat ketiga
merupakan suatu fase untuk menstabilkan kemampuan koordinasi halus yang telah
dikuasai.
Bentuk latihan lain yang dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran untuk peserta didik yang berada pada fase
ini adalah latihan dalam bentuk mental-traning.
Latihan-latihan mental akan dapat
membantu peserta didik dalam meningkatkan:
· Kemampuan mengantisipasi perubahan situasi yang akan terjadi dan efek dari
perubahan tersebut
· Kemampuan ketetapan gerakan
· Kemampuan melaksanakan gerakan secara ekonomis,baik dari segi
waktu,tenaga,maupun
ruangan yang
dipakai
· Kemampuam ketetapan pengambilan keputusan
KOORDINASI GERAK
koordinasi gerak dilihat sebagai pengatur terhadap proses-proses motorik
terutama terhadap kerja otot-otot yang diatur melalui sistem persyarafan atau
disebut dangan intra muskulare koordination.
Koordinasi gerak meliputi
pengkoordinasian kerja otot-otot yang terlibat dalam suatu pelaksanaan
gerakan.pengkoordinasian tersebut diatur sedemikian rupa oleh sistem
persyarafan.
Yang diatur disini adalah
:penyesuaian komponen-komponen kekuatan dan kecepatan yang dibutuhkan oleh otot
dalam pelaksanaan gerak sesuai dangan kebutuhan setiap bagian gerak.
Struktur dasar gerakan
Kata struktur
diartikan secara sederhana sebagai suatu susunan tertentu maka struktur garak
dapat diartikan sebagai strukur gerakan.atau dapat diterjemahkan sebagai
susunan dasar dari suatu gerakan atau susunan yang selalu ada dalam pelaksanaan
suatu gerakan.
Irama gerakan
Iram gerak adalah ciri-ciri yang
menggambarkan ketepatan antara pelaksanaan bagian-bagian gerak dengan dimensi
ruang dan waktu yang digunakan atau yang diperlukan pada setiap gerakan.
Untuk mendapatkan kemampuan irama
gerakan yang baik,pada dasarnya harus dalakukan latihan-latihan secara
berulang-ulang terhadap bentuk-bentuk gerakan yang sama
Hubungan gerakan
Hubungan
gerakan adalah:suatui proses transfer impuls tenaga dari suatu bagian
tubuh yang lain atau proses transfer impuls dari suatu alat gerak ke alat gerak
lain.sehingga terjadi hubungan gerakan.
Indikator yang dapat diamati dari
hubungan gerakan yang tidak sempurna adalah :
- Terjadinya kelebihan gerakan yang tidak
diperlukan yang mengakibatkan terganggunya transfer impuls tenaga untuk
gerakan
- Kelebihan gerakan tersebut diakibatkan olehimpuls tenaga yang diberikan terlalu besar dari yang dibutuhkan.
- Luas gerakan
Luas gerakan adalah : luasnya
ruangan atau lintasan yang terpakai dalam pelaksanaan suatu gerakan.
Indikator-indikator yang dapat
diamati untuk mengetahui kesalahan luas gerakan antara lain :
- Pemakaian luas gerakan untuk pelaksanaan suatu
gerakan tidak stabil
- Frekwensi gerakan yang terlalu rendah dapat
disebabkan karena ruangan yang terpakai untuk pelaksanaan suatu gerakan
terlalu luas,sehinggawaktu yang dibutuhkan juga berlebih dari yang
semestinya
- Frekwensi gerakan yang terlalu tinggi misalnya
dalam berlari atau berenang dapat disebabkan oleh ruangan yang terpakai
terlalu sempit
- Irama gerakan tidak konstan
Kelancaran gerakan
Penyebab kesalahan gerakan atau
tidak lancarnya gerakan adalah : kemampuan kondisi (kekuatan,kecepatan,dan daya
tahan)dan kemampuan koordinasi yang masih kurang,serta ketidak
lengkapan,ketidak mengertian individu terhadap informasi tentang gerakan yang
harus dalaksanakan.
Kelancaran gerakan atau aliran
gerakan adalah suatu ciri-ciri yang menggambarkan kontinuitas dari jalannya
suatu gerakan.
Untuk dapat melihat kelancaran
gerakan,indikator yang dapat diamati adalah :
· Kontinuitas
jalannya gerakan
· Kecepatan atau percepatan gerakan (terlalu cepat atau terlalu lambat)
Kecepatan gerakan
Dalam pelaksanan suatu
gerakan,kecepatan merupakan salahsatu ciri-ciri koordinasi gerakan yang
perlumendapatkan perhatian,hal ini disebabkan karena kecepatan sangat
menentukan hasil yang ingin dicapai.
Untuk dapat memanfaatkan kecepatan
gerakan secara optimal memang sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti :
kemampuan mengantisipasi gerakan,kelancaran gerakan dan hubungan gerakan.
Ketepatan dan kekonstanan gerakan
Ketepatan dan kekonstanan gerakan
sangat menentukan sekali terhadap hasil yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
gerakan.
Ketepatan gerakan dalam artian
proses adalah : ketepatan jalannya suatu rangkaian gerakan baik dilihat dari
struktur dalam gerakan maupun dilihat dari sistematika gerakan.
Sedangkan ketetapan produk adalah :
suatu hasil yang diperoleh dari aktivfitas atau gerakn.
Menurut
MEINEL (1977,HAL 180) mengartikan ketepatan gerakan sebagai ketepatan atau
kesatuan antara perencanaan gerakan dengan hasil yang diperoleh. Pengertiannya
adalah bahwa setiap pelaksanaan gerakan selalu didahului oleh suatu gerakan
yang direncanakan pada pusat susunan syaraf.
FASE KETERAMPILAN MOTORIK TINGKAT PERTAMA
Reviewed by Mo Ilmi
on
November 19, 2017
Rating:
No comments: