BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Perubahan
iklim di dunia akhir-akhir ini mengalami kenampakan yang
mengkhawatirkan. Informasi yang dipublikasikan di jurnal Environment
and Urbanization menyebutkan bahwa Jakarta
adalah satu dari 180 kota di dunia yang 70 persen wilayahnya berada
di kawasan pantai berelevasi rendah yang terancam oleh naiknya
permukaan laut akibat pemanasan global itu. Kota lainnya antara lain
Tokyo, New York, Mumbai di India, Shanghai, dan Dhaka (Harian Tempo,
Rabu, 28 Maret 2007). Seperti diketahui perubahan iklim (climate
change) adalah gejala naiknya suhu permukaan
bumi akibat naiknya intensitas efek rumah kaca yang kemudian
menyebabkan terjadinya pemanasan global. Kenaikan suhu udara ini
dipicu oleh semakin tingginya kadar Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer,
diantaranya oleh CO2 yang banyak dihasilkan dari aktivitas manusia
seperti kegiatan pembakaran bahan bakar fosil misalnya minyak, gas,
batubara yang banyak digunakan untuk industri, transportasi, rumah
tangga, pembangkit, dll. Menurut para ahli, dalam waktu 70 tahun
sejak tahun 1940 suhu udara rata-rata di bumi diperkirakan mengalami
kenaikan sekitar 0,50 C.
Kenaikan
suhu tersebut mengakibatkan penguapan air pada tanaman. Kandungan air
permukaan tanah yang diserap oleh tanaman juga berkurang. Kejadian
tersebut mengakibatkan kekeringan dan kerusakan struktur tanaman
Sehingga tanaman tidak dapat berkembang dengan baik.
Dari
permasalahan tersebut kami memiliki sebuah ide untuk membuat sebuah
alat yang bernama “Hydro Temperature Detector” Alat penyiraman
tanaman otomatis menggunakan deteksi suhu ruangan. Alat ini akan
mendeteksi suhu ruangan kemudian secara periodik alat ini akan
menyiram tanaman yang ada disekitarnya dengan debit air yang
dikeluarkan disesuaikan dengan intensitas suhu ruangan. Diharapkan
dengan adanya alat ini dapat mencegah kekeringan tanaman dan global
warming yang semakin lama semakin
mengkhawatirkan.
- Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam karya tulis ini, apakah alat “Hydro Temperature
Detector” dapat mencegah
kekeringan akibat
global warming?
- Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah alat “Hydro
Temperature Detector” dapat
mencegah kekeringan akibat
global warming.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Mikrokontroller
Mikrokontroler
adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di
dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM,
memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan
kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang
mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa
ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler
sebenarnya membaca dan menulis data. Sekedar contoh, bayangkan diri
Anda saat mulai belajar membaca dan menulis, ketika Anda sudah bisa
melakukan hal itu Anda bisa membaca tulisan apapun baik buku, cerpen,
artikel dan sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis hal-hal
sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis
data maka Anda dapat membuat program untuk membuat suatu sistem
pengaturan otomatik menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan Anda.
Mikrokontroler merupakan komputer
didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik,
yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya
bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik
yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti
IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat
serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.
Mikrokonktroler digunakan dalam
produk dan alat yang dikendalikan secara automatis, seperti sistem
kontrol mesin, remote controls, mesin kantor, peralatan rumah tangga,
alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi
tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor
memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler
membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih
ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :
- Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas
- Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi
- Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak
Namun demikian tidak sepenuhnya
mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC TTL dan CMOS yang
seringkali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau
sekedar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran (I/O). Dengan
kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah
komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa periferal
yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial,
komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke
digital dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak
rumit atau kompleks.
Agar sebuah mikrokontroler dapat
berfungsi, maka mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal
yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Untuk membuat sistem
minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock dan reset, walaupun pada
beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem clock internal,
sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah
beroperasi. Untuk merancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler,
kita memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu:
- sistem minimal mikrokontroler
- software pemrograman dan kompiler, serta downloader
Sistem
minimal yang dimaksud adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang
sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi.Sebuah IC
mikrokontroler tidakakan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada
dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip
yang sama, yang terdiri dari 4 bagian, yaitu :
- prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri
- rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal
- rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU
- rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumberdaya
Pada mikrokontroler jenis2 tertentu
(AVR misalnya), poin2 pada no 2 ,3 sudah tersedia didalam
mikrokontroler tersebut dengan frekuensi yang sudah diseting dari
vendornya (biasanya 1MHz,2MHz,4MHz,8MHz), sehingga pengguna tidak
perlu memerlukan rangkaian tambahan, namun bila ingin merancang
sistem dengan spesifikasi tertentu (misal ingin komunikasi dengan PC
atau handphone), maka pengguna harus menggunakan rangkaian clock yang
sesuai dengan karakteristik PC atau HP tersebut, biasanya menggunakan
kristal 11,0592 MHz, untuk menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan
baud rate PC atau HP tersebut.
2.2
Definisi Teknologi Ramah Lingkungan
Awal
2004, Uni Eropa mengadopsi “Environmental
Technology Action Plan (ETAP)”
untuk memperbaiki pembangunan dan penggunaan teknologi lingkungan
yang lebih luas; didefinisikan
sebagai teknologi yang lebih sedikit merusak lingkungan dibanding
teknologi alternatif sejenis.
Teknologi Ramah Lingkungan tidak hanya teknologi secara individu
tetapi juga secara sistem termasuk pengetahuan, prosedur, barang dan
pelayanan, dan peralatan serta prosedur organisasi dan manajemen
untuk mempromosikan kelestarian lingkungan.
Karakteristik
dari teknologi ramah lingkugan ini adalah sebagai berikut : a)
Termasuk untuk semua teknologi tansisi yang akan menjadi teknologi
berwawasan lingkungan; b) Semua aliran daur hidup material, energi
dan air dalam sistem produksi dan konsumsi; c) Meliputi keseluruhan
spektrum mulai teknologi dasar sistem produksi dan konsumsi sampai
dengan keseluruhan teknologi terintegrasi dimana teknologi lingkungan
merupakan teknologi produksi dan konsumsi untuk dirinya sendiri; d)
Termasuk teknologi sistem tertutup dimana targetnya adalah
zero waste dan
/atau pengurangan penggunaan sumberdaya yang signifikan, serta
teknologi lingkungan yang menghasilkan sedikit emisi; dan; e)
Mempertimbangkan pengembangan teknologi dalam kontek ekologi dan
sosial.
2.3
Pengertian Suhu dan Termometer Digital
Suhu
adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung
menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan
teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan
valid. Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer
digital yang prinsip kerjanya sama dengan termometer yang lainnya
yaitu pemuaian. Pada termometer digital menggunakan logam sebagai
sensor suhunya yang kemudian memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan
oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka yang
langsung bisa dibaca.
BAB III
METODE
PENULISAN
3.1
Jenis Penulisan
Metode
kepenulisan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembuatan
karya ilmiah. Tulisan dalam karya tulis ini bersifat kajian pustaka
atau library research.
Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif yang disertai analisi
sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan
diterapkan lebih lanjut.
3.2
Obyek Penulisan
Obyek
dalam tulisan ini merupakan alat penyiraman
tanaman otomatis yang mendeteksi suhu ruangan
sehingga bisa menyiram tanaman secara periodik.
3.3
Teknik Pengambilan Data
Informasi ini diperoleh dari
berbagai literatur baik berupa majalah, jurnal ilmiah, internet
maupun buku yang relevan dengan obyek yang akan dikaji.
3.4
Analisis Data
Teknik
analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif.
Menurut Arikunto (1998:25), analisa deskriptif kualitatif adalah
analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat,
dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Untuk
menganalisa data yang berupa pesan maka digunakan cara analisis isi
(content analysis).
Analisis ini menghubungkan penemuan berupa kriteria atau teori.
Analisis yang dilakukan pada analisis isi karya tulis ini menggunakan
interactive model (Miles dan Huberman, 1994). Model ini terdiri dari
empat komponen yang saling berkaitan, yaitu (1) pengumpulan data, (2)
penyederhanaan atau reduksi data, (3) penyajian data dan (4)
penarikan data pengujian atau verifikasi kesimpulan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pembuatan
alat ini kami menggunakan teknik SDLC (Software
Development Life Cycle) dimana dalam metode
ini kami akan membuat aplikasi dengan beberapa tahap yang harus
dilakukan. Adapun tahapan-tahapan yang dapat dilalui adalah seperti
gambar atau skema beikut ini :
Gambar
1 :Software Development Life Cycle
Penjelasan dari tahap-tahap tersebut
adalah sebagai berikut :
- Feasibility study
Pada tahap ini kita menentukan
konsep yang akan digunakan sebagai Patoka dalam pembuatan alat “Hydro
Temperature Detector”.
- Requirements
Pada tahap ini kami melakukan
analisa peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam pembangunan alat
“Hydro Temperature Detector” ini.
- System Desain
Setelah konsep dan peralatan sudah
dipersiapkan kemudian kami membuat desain system yang akan dibangun.
Desain system berupa use case diagram. Use case diagram merupakan
diagram yang menggambarkan mekanisme jalannya sistem serta apa saja
yang bisa dilakukan oleh sistem itu.
- System Implementation
Setelah desain dari sistem tersebut
telah selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah mengimplementasikan
lewat kode program yang kemudian tahap ini sebagai awal pembuatan
alat “Hydro Temperature Detector” ini.
- System Operation and Support
Setelah alat “Hydro Temperature
Detector” sudah selesai dibuat tahap selanjutnya adalah melakukan
uji kelayakan sistem.Apakah sistem sudah layak untuk digunakan atau
masih ada masalah yang perlu diadakan pembenahan di sisi-sisi yang
terkait.Jika dirasa sudah layak untuk digunakan maka alat “Hydro
Temperature Detector” siap untuk diterapkan.
Gambar
2 : Arsitektur Alat “Hydro Temperature
Detector”
Cara kerja alat ini adalah
sebagai berikut :
- Sistem disetting untuk menyiram tanaman dua kali sehari.
- Ketika sistem menyiram tanaman, sistem mengambil nilai temperature yang diambil dari thermometer digital. Kemudian sistem memperkirakan debit air yang akan dikeluarkan berdasarkan suhu yang diambil dari thermometer digital sehingga menyesuaikan suhu tanaman.
- Sistem mengatur lama penyiraman dibatasi ± 15 menit. Jika melebihi waktu yang ditentukan maka sistem secara otomatis akan menghentikan penyiraman.
Setelah
melakukan pembuatan alat “Hydro Temperature Detector” ini dapat
menjadi solusi yang tepat untuk mencegah kepunahan tanaman akibat
pemanasan global yang semakin parah akhir-akhir ini. Selain itu
manfaat yang akan didapat dari alat “Hydro Temperature Detector”
ini yaitu meningkatkan skill masyarakat di bidang teknologi khususnya
dalam pemanfaatan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.
BAB V
PENUTUP
- Kesimpulan
Berdasarkan
ulasan mengenai Hydro Temperature Detector
dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Hydro Temperature Detector merupakan alat yang tepat untuk mencegah kepunahan tanaman akibat pemanasan global sehingga tanaman bisa terawat dengan baik. Alat ini bekerja dengan mendeteksi suhu ruangan yang kemudian secara periodik alat ini akan menyiram tanaman yang ada disekitarnya dengan debit air yang dikeluarkan disesuaikan dengan intensitas suhu ruangan.
- Alat ini merupakan solusi konkrit yang bisa diterapkan oleh masyarakat dibidang teknologi yang ramah lingkungan.
- Saran
Aplikasi
Hydro Temperature Detector
merupakan langkah awal untuk mengatasi kerusakan pada tanaman dan
global warming dari
segi kecanggihan teknologi yang ramah lingkungan. Namun solusi yang
kami berikan ini masih sangat sederhana dan membutuhkan pengembangan
yang lebih sehingga nantinya aplikasi Hydro
Temperature Detector ini dapat dijadikan
sebagai salah satu alat untuk membantu masyarakat dalam mengatasi
kepunahan tanaman akibat kekeringan dan global
warming.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Rinek
Sulistiyanto,
Nanang. 2008. Pemrograman Mikrokontroler
R8C/13. Jakarta: PT Elex Media komputindo.
Simarmata,
Janner. 2010. Rekayasa Perangkat
Lunak.Yogyakarta : C.V Andi Offset (Penerbit
Andi).
M.
Kroenke, David. 2005. Database Processing.
Jakarta : Erlangga.
http://www.tempointeraktif.com
diakses tanggal 11 oktober 2011.
LAMPIRAN
Biodata Penulis 1
Nama Lengkap : Nurdianah Yuliasih
Agama : Islam
Tempat
Tanggal Lahir : Lumajang, 09 Juli 1992
Alamat :
Jl. Tirto Utomo Gg IV No. 41 Landungsari
Malang
No.
Hp : 085748514270
E-mail
: nurdianahyuliasih@gmail.com
Karya Ilmiah yang pernah ditulis
:
- Pengawetan ikan gurami dengan ekstrak temu hitam (Curcuma aeroginesa) sebagai bahan pengawet alami ramah lingkungan (LKTI-Unair 2010).
- Pemberdayaan Pasir Besi Kabupaten Lumajang sebagai Upaya untu Menambah Devisa di Indonesia (LKTI-UMM 2009).
- Usaha Pembuatan Sistem Informasi Penjualan Pulsa dan HP untuk konter sebagai peluang meraup keuntungan (PKM-K pendanaan DIKTI tahun 2010).
- Pembuatan Home Industri “NADERULL” (Nata De Citrullus) Dengan Memanfaatkan Limbah Kulit Buah Semangka Sebagai Suplemen Likopen Yang Menyegarkan (PKM-K).
- ”SOLAD” Bakso Salad Bergizi Tinggi Sebagai Obat Anti Kanker (PKM-K).
- " CASNIC" Casing Unik Berbalut Motif Kayu dan Batik. Kreatif, Inovatif, Dan Elegan (PKM-K pendanaan DIKTI tahun 2011).
- E-Karcis Prabayar Parkir Berlangganan Berbasis Barcode. Solusi Kecanggihan Teknologi Yang Efektif dan Efisien Untuk Penanganan Parkir (PKM-KC pendanaan DIKTI tahun 2011).
- Media Tanam Apung Berbasis Sampah Anorganik sebagai Solusi Cerdas Petani Agraris (PKM-GT).
- “Global Village Information System” Pengembangan Sistem Informasi Desa Pandanrejo Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa Menghadapi Tantangan Global. (Program Hibah Bina Desa DIKTI 2012).
- "Kampus Lumajang" : Konservasi Kampung Pisang Berbasis Agrowista Di Desa Kandang Tepus Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang (LKTI Dinas kehutanan 2012).
- “Hospital Smart Access” : Solusi Cerdas Diagnosa Penyakit Dan Pencarian Rumah Sakit Berbasis Mobile (LKTI UNAIR 2012).
Biodata Penulis 2
Nama
lengkap : Pangestu Dwipa Airlangga
Tempat,
tanggal lahir : Bojonegoro, 28 Mei 1993
Agama : Islam
Alamat :
villa bukit sengkaling
C4-17, Dau Malang
Jurusan
: Teknik Sipil
No.
Telp / HP : 081227343458
Email
: dwipa_airlangga@yahoo.com
Karya Ilmiah yang pernah ditulis
:
- ”Habis gelap terbitlah terang” pelatihan dan pendampingan pembuatan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) skala kecil di desa pujon kidul kecamatan pujon kabupaten malang (PKM-M Pendanaan DIKTI 2012).
- Beton berkaret sebagai solusi alternatif menghadapi gempa indonesia (PKM-P Pendanaan DIKTI 2012)
Biodata Dosen Pembimbing
Nama
Lengkap, Gelar : Husamah, S.Pd
NIP
UMM : 10409070467
TTL :
Sumenep,
18 Oktober 1985
Alamat :
Perumahan IKIP Tegalgondo Asri Blok IC no. 7
Tegalgondo Karangploso Malang
No
HP : 081216183817
Karya Yang Pernah Ditulis :
- Eksplorasi Teripang (Holothuroidea) Komersil di Rataan Terumbu Pulau pageungan Kecil, Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep (Volume IX nomor 1 Januari-Juni 2010)
- Penulis Jurnal Bestari (Edisi no 41/ThXXII/Mei-Agustus 2009
- Penulis Jurnal Bestari (Edisi no 42/ThXXII/September-Desember 2009
- Me-refresh Pemahaman Bijak Pemeluk Agama dan Dunia Pendidikan tentang HIV/AIDS: Tinjauan Islam dan Pendidikan menuju Anti Stigma dan Diskriminasi (Proseding Seminar Nasional LP3A UMM tentang HIV/AIDS Perempuan dan Anak, Juni 2010).
- Sungai Brantas Riwayatmu Kini (Jawa Pos 5 Januari 2010)
- Mengurai Miskonsepsi Pembelajaran Evolusi (Koran Pendidikan, Oktober 2010)
example of scince papers
Reviewed by Mo Ilmi
on
December 12, 2013
Rating:
No comments: