MEMUPUK DENGAN CARA DISEMPROTKAN KE DAUN TANAMAN (Spraying)


Pupuk yang dilarutkan ke dalam air dengan konsentrasi sangat rendah kemudian disemprotkan langsung kepada daun dengan alat penyemprot biasa (Hand Sprayer). Pada hamparan yang luas dapat digunakan pesawat terbang.
Sebelum memberikan pupuk ke daun ada beberapa hal yang dianggap mutlak diketahui dulu, yaitu:
  1. Konsentrasi larutan pupuk yang dibuat harus sangat rendah atau mengikuti petunjuk dalam kemasan pupuk. Jangan berlebihan, lebih baik kurang daripada berlebihan. Kalau konsentrasinya lebih rendah dari anjuran maka untuk mengimbanginya frekuensi pemupukan bisa dipercepat, misalnya dianjurkan 10 hari bisa dipercepat jadi seminggu sekali
  2. Pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap ke bawah. Hal ini disebabkan karena pada kebanyakan daun tanaman, mulut daun (stomata) umumnya menghadap ke bawah atau bagain punggung daun
  3. Pupuk hendaknya disemprotkan ketika matahari tidak sedang terik-teriknya. Paling ideal dilakukan sore atau pagi hari persis ketika matahari belum begitu menyengat. Kalau dipaksakan juga menyemprot ketika panas, pupuk daun itu banyak menguap daripada diserap oleh daun
  4. Penyemprotan pupuk daun jangan dilaksanakan menjelang musim hujan. Resikonya pupuk daun akan habis tercuci oleh air hujan dan lagipula pada saat seperti itu stomata sedang menutup
  5. Biasakanlah untuk membaca keterangan yang ada pada kemasan pupuk, karena disinilah kuncinya.
Pemberian pupuk daun bisa dilakukan bersamaan dengan pemberian pestisida kalau dianggap perlu, atau bersamaan dengan zat perangsang seperti Dekamon atau Atonik berikut zat pebasah. Tetapi jangan sekali-kali memberikan pupuk daun bersamaan dengan pestisida yang mengandung zat perekat. sebab pupuk tersebut akan ikut lengket di permukaan daun tanpa bisa diserap. Akibat lebih lanjut ialah pupuk akan menyerap air daun dan daunpun akan rusak seperti terbakar.
Larangan mnyemprot daun tanaman:
  1. Setelah beberapa kali penyemprotan muncullah tunas baru yang nantinya menjadi ranting dan daun. Bila tunas telah muncul, penyemprotan dihentikan. Sebab tunas muda ini amat peka terhadap pupuk, apalagi kalau dosisnya melebihi dari yang dianjurkan. Tetapi bila nanti tunas baru itu telah berubah menjadi ranting dan daun yang cukup kuat (tak menampakkan gejala menumbuhkan daun muda lagi), barulah tanaman boleh disemprot lagi.
  2. Pada saat bunga mulai mekar penyemprotan harus dihentikan. Kalau tidak bunga bakal buah yang dinanti-nanti akan rontok semua dengan kata lain tanaman tadi akan keguguran. Ketika bunga sudah menjadi pentil, penyemprotan dengan pupuk daun boleh dilakukan lagi terutama hara P-nya tinggi, dengan catatan yang disemprot bukan buahnya tetapi tetap pada daunnya
  3. Satu lagi tanaman yang tidak bisa disemprot pupuk daun ialah tanaman yang baru dipindah ke lapangan. Karena tanaman itu masih terhitung masih muda dan lemas. Baru setelah tanaman mulai segar kembali atau pulih dari pengaruh pemindahan, pupuk daun bisa jalan lagi.
  1. Cara pemupukan dengan penyemprotan melalui daun dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:Unsur hara sulit diambil tanaman melalui akar tanah, misalnya tanaman yang tumbuh pada tanah berpasir atau tanah-tanah yang berbatu
  2. Bila unsur hara dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sangat sedikit (unsur hara mikro)
  3. Kondisi dan sifat fisik dari pupuk yang buruk
  4. Bila pemakaian pupuk dengan cara pemberian melalui akar tidak berhasil
  5. Pengaruh maksimum dari pupuk terhadap tanaman dapat diperoleh selama musim kering
http://www.gerbangpertanian.com/2010/04/metode-pemupukan-pada-tanaman.html
1. Disebar (broad casting)
Pupuk yang disebarkan merata pada tanah-tanah di sekitar pertanaman atau pada waktu pembajakan/penggaruan terakhir, sehari sebelum tanam, kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke dalam tanah. Beberapa pertimbangan untuk menggunakan cara ini adalah:
a. Tanaman ditanam pada jarak tanam yang rapat, baik teratur dalam barisan maupun tidak teratur dalam barisan
b. Tanaman mempunyai akar yang dangkal atau berada pada dekat dengan permukaan tanah
c. Tanah mempunyai kesuburan yang relatif baik
d. Pupuk yang dipakai cukup banyak atau dosis permukaan tinggi
e. Daya larut pupuk besar, karena bila daya larutnya rendah maka yang diambil tanaman sedikit
Cara pemupukan ini biasanya digunakan untuk memupuk tanaman padi, kacang-kacangan dan lain-lain yang mempunyai jarak tanam rapat. Kerugian cara ini ialah merangsang pertumbuhan rumput pengganggu/gulma dan kemungkinan pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah lebih tinggi.
3. Ditempatkan dalam lubang
Pupuk dibenamkan ke dalam lubang di samping batang sejauh kurang lebih 10 cm dan ditutup dengan tanah. Untuk tanaman tahunan pupuk dibenamkan ke dalam lubang pupuk yang melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus dan terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah. Cara ini dilakukan dengan pertimbangan sama dengan cara larikan/barisan.




METODE TEKNIK PENYULUHAN PUPUK DAN PEMUPUKAN

April 3, 2010 · Disimpan dalam PENYULUHAN PERTANIAN
1. Pupuk
Pupuk dapat dikatakan sebagai bahan-bahan yang diberikan pada tanah agar dapat menambah unsur-unsur atau zat makanan yang diperlukan tanah baik secara langsung maupun tidak langsung
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terserap oleh tanaman. Jadi, memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sebagai patokan dalam memberi pupuk adalah unsur yang dikandung oleh pupuk tersebut.
Secara umum pupuk hanya dibagi dalam dua kelompok berdasarkan asalnya yaitu:
a. Pupuk anorganik seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-36 (pupuk P) dan KCl (pupuk K).
b. Pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, humus dan pupuk hijau.
Dengan berkembangnya zaman lahir pupuk produk baru yang cara pemberian lain dari biasanya maka pupuk pun dibagi lagi berdasarkan cara pemberiannya yaitu sebagai berikut:
a. Pupuk akar ialah jenis pupuk yang diberikan lewat akar. Misalnya TSP, ZA, KCl, kompos, pupuk kandang, dan Dekaform.
b. Pupuk daun ialah segala macam pupuk yang diberikan lewat daun lewat penyemprotan.
Kecuali pembagian di atas, masih ada lagi pembagian lain dari pupuk ini, yaitu berdasarkan unsur hara yang dikandungnya. Ada tiga kelompokm pupuk berdasarkan kandungan unsur sebagai berikut:
a. Pupuk tunggal ialah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsure hara. Misalnya urea.
b. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Misalnya NPK, beberapa jenis pupuk daun dan kompos.
c. Pupuk lengkap ialah pupuk yang mengandung unsur secara lengkap (keseluruhan), baik unsur makro maupun mikro.
2. Pemupukan
Pemupukan adalah tindakan menambah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Tindakan ini mempengaruhi hubungan tanah dengan tumbuh-tumbuhan. Pemupukan pada umumnya bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah, dimana secara lanssung atau tidak akan dapat juga menyumbangkan bahan makanan kepada tanaman yang tumbuh di daerah tersebut.
Ada tiga hal yang harus dipahami bila ingin benar-benar menguasai liku-liku memupuk, yaitu tanah, tanaman dan pupuk. Dal;am memupuk, kita harus memperhatikan zat-zat apa yang perlu ditambahkan pada tanah agar dapat mencapai hasil tanaman yang maksimal. Juga berapa banyak dan bagaimana perbandingan zat-zat yang harus diberikan itu dan perlu juga diperhatikan pengaruh tak langsung penambahan zat-zat tersebut. Pengaruh apa yang ditimbulkannya terhadap bagian-bagian dan sifat-sifat tanah serta tumbuhan. Tanah dan tumbuh-tumbuhan adalah dwi tunggal yang tidak bisa dipisahkan. Sebagai halnya dengan tumbuh-tumbuhan, maka tanah juga harus kita pandang sebagai perantara yang hidup. Bukan sebagai suatu medium atau bahan perantara yang pasif. Karena pada hakekatnya yang langsung kita pupuk bukan tanamannya, melainkan tanahnya.
Dalam malakukan pemupukan harus disesuaikan dengan jenis pupuk yang diberikan.
a. Pupuk Akar
Cara memupuk sangat tergantung pada jenis tanaman yang ditanam. Dilihat dari cara menanam ragam tanaman yang dilakukan saat ini ada tiga cara pemberian pupuk akar yaitu:
1. Ditabur atau disebar
Cara ini dapat diterapkan untuk pupuk berupa butiran atau serbuk. Penaburannya dilakukan keseluruh lahan yang akan dipupuk. Pemupukan dengan cara ditabur ini biasa dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur pada tanaman yang sistem perakarannya dangkal seperti padi sawah.
Kelemahan dari cara ini adalah memungkinkan pertumbuhan rumput pengganggu lebih cepat, kurang mengenai sasaran, dan sering terkikis air meskipun sudah diinjak-injak setelah ditabur.
2. Diletakkan di antara larikan atau barisan
Pada cara ini, pupuk diletakkan di antara larikan tanaman yang kemudian ditutup dengan tanah. Cara ini sangat baik dan pada umumnya dilakukan pada tanaman yang ditanam secara teratur dengan jarak yang lebih leluasa seperti pada jagung dan kacang tanah.
Keuntungan dari cara ini adalah perkembangan akar lebih cepat sehingga pertumbuhan akan baik. Yang tak kalah pentingnya adalah kehilangan unsur hara, terutama yang mudah menguap seperti Nitrogen akan lebih cepat teratasi.
3. Ditempatkan dalam lubang
Cara ini pada umumnya diterapkan pada tanaman tahunan seperti cengkeh dan buah-buahan. Lubang untuk pupuk dibuat terlebih dahulu sedalam 30 cm. Letak lubang persis dibawah tajuk disekitar batang tanaman. Ke dalam tanaman tersebut dimasukkan pupuk, lalu ditutup dengan tanah. Pada tanaman muda, lubang cukup dibuat 10 cm dari batang. Keuntungan cara ini sama seperti pada pada cara larikan.
Setelah tahu cara-cara pemupukan kita harus mengetahui dosis pemupukan. Untuk mengetahui berapa dosis yang tepat hal harus kita lakukan:
1. Menganalisis tanah
Maksud dari menganalisa tanah disini adalah pemekrisaan tanah pertanian untuk mengetahui hara yang kurang pada tanah tersebut. Analisis tanah ini hanya dapat dilakukan di laboratorium.
Untuk menganalisis tanah pertanian diperliukan tanah sampel lahan yang akan ditanami. Tanah sampel ini cukup seberat 1 kg. Syarat tanah yang digunakan sebagai sampel adalah bersih dari rumput, jauh dari pohon atau batas lahan, tanah sampel diambil dikedalaman 15-30 cm untuk pengembangan tanaman semusim dan 1 m untuk pengembangan tanaman tahunan.
2. Memperhatikan gejala pada tanaman
Sebelum memberi pupuk kita harus mengamati dan mengetahui gejala-gejala yang ada pada tanaman tersebut. Dari gejala tersebut dapat diketahui tanaman tersebut membutuhkan pupuk apa. Misalnya pada tanaman terdapat gejala buahnya akan tumbuh kerdil kekuningan dan lekas matang maka tanaman tersebut membutuhkan pupuk yang mengandung unsur Nitrogen (N).
3. Menganalisis tanaman
Cara ini juga masih menyangkut tanaman. Namun, bukan gejala tanaman yang dilihat, melainkan jaringan tanamannya yang sudah kering. Jaringan tanaman tersebut dikirimkan ke laboratorium untuk diteliti susunan kimianya. Data hasil penelitian tersebut dibandingkan dengan susunan kimia tanaman sehat sehingga dapat diketahui unsur yang kurang tersebut. Hasil penelitian tersebut pun akan memperlihatkan zat makanan yang diperlukan tanaman.
4. Melakukan percobaan pemupukan
Menentukan dosis pemukukan yang tepat pada tanaman dapat ditempuh dengan cara membuat petak-petak percobaan. Cara ini banyak dilakukan peneliti untuk menguji ketepatan suatu pupuk.
Mula-mula dibuat terlebih dahulu beberapa petakan kecil di lahan. Ukurannya tidak perlu luas, cukup 2 m x 2 m. petak-petak tersebut diolah secara seksama, lalu mulai ditaburi pupuk di masing-masing petak. Namun dosis pupuk yang ditaburkan harus berbeda-beda setiap penambahan pupuk pada suatu petak, petak lain pun harus ditambahkan pupuk.
Dengan perlakuan pemupukan yang berbeda-beda tersebut nantinya akan diperoleh tanaman yang hasilnya paling menonjol pada salah satu petak. Dosis pada petak yang memberikan hasil tertinggi tersebut merupakan hasil yang tepat.
b. Pupuk Daun
Kelebihan pemakain pupuk daun bila dibandingkan dengan pupuk akar yaitu:
1. Pupuk daun dapat memberikan hara sesuai kebutuhan tanaman.
2. Pupuk yang diberikan ke tanah tidak seluruhnya mencapai akar tanaman.
3. Kelarutan pupuk daun lebih baik dibanding pupuk akar.
4. Pengaruh kekurangan hara berlangsung lebih cepat dibanding pupuk akar.
5. Pemberiannya dapat lebih merata.
6. Kepekatannya dapat diatur sesuai pertumbuhan tanaman.
Adapun kekurangan atau kelemahan dari pupuk daun yaitu:
1. Bila dosis pemupukannya salah maka daun akan rusak, terutama sering terjadi pada musim kering.
2. Tidak semua pupuk daun dapat digunakan untuk tanaman yang langsung dikonsumsi seperti sayuran atau buah berkulit tipis. Akibatnya kita harus lebih selektif memilih jenis pupuk daun yang diizinkan untuk tanaman tersebut.
3. Biaya yang diperlukan lebih mahal.
Untuk mengaplikasikan pupuk daun memerlukan alat semprot. Ini disebabkan pemberian pupuk ke daun harus melalui penyemprotan. Sebelum disemprotkan ke daun, ada beberapa hal yang dianggap mutlak diketahui terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut:
1. Konsentrasi pupuk harus sesuai dengan petunjuk pada kemasan jangan berlebihan.
2. Pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap ke bawah. Ini disebabkan umumnya daun memiliki mulut daun (stomata) menghadap ke bawah atau bagian punggung daun.
3. Penyemprotan hendaknya dilakukan pada saat matahari tidak terik, karena apabila dilakuka saat matahari terik pupuk akan lebih banyak menguap dibandingkan dengan yang diserap oleh daun. Apabila tanaman yang akan disemprot ternaungi penyemprotan pupuk dapat dilakukan pada siang hari. Tanaman bias mulai disemprot mulai dari persemaian dan apabila tanaman baru saja dipindahkan ke tempat lain jangan disemprot dengan pupuk daun. Biasanya tanaman tersebut masih dalam kondisi lemas akibat pengaruh pemindahan.
4. Penyemprotan jangan dilakukan menjelang musim hujan karena pupuk akan tercuci habis oleh air hujan.
5. Keterangan pada kemasan pupuk harus selalu dibaca.
Dalam hal penyemprotan pupuk daun ini, ada dua pengertian mengenai dosisi pupuk, yaitu kepekatan larutan dan jumlah larutan yang dibutuhkan oleh tanaman. Kepekatan larutan adalah jumlah pupuk yang harus dilarutkan dalam 1 liter air. Sedangkan dosis pada pengertian kedua adalah jumlah larutan yang diperlukan oleh setiap tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Lingga, Pinus. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Murbandono HS, L. 1995. Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rismunandar. 1981. Pengetahuan Dasar Tentang Merabuk. Sinar Baru. Bandung.




Hasil analisis jaringan tanaman merekomendasikan untuk melakukan pemupukan pada tanaman perkebunan dengan 150 gram N, 75 gram P2O5, dan 150 gram K2O pertanaman. Pupuk yang tersedia di pasaran adalah Urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% P2O). Berdasarkan rekomendasi pemupukan, bobot setiap pupuk yang diperlukan untuk memenuhi rekomendasi di atas adalah :
Urea yang diperlukan adalah : 100/45 x 150 g = 333,3 gram
SP-36 yang diperlukan adalah : 100/36 x 75 g = 208,3 gram
KCl yang diperlukan adalah : 100/60 x 150 g = 249,9 gram


RSS Sindikasi




Pencarian Web

Top of Form








Webpupukdsp.com








Bottom of Form

Pencarian Dokumen

Top of Form
Bottom of Form

Statistik Pengunjung

Hari ini
189
Total
155798

Sindikasi

Pupuk & Kebutuhan Tanaman


Ditulis oleh web master   
Friday, 02 January 2009
Pupuk di definisikan sebagai material yang ditambahkan kedalam tanah atau melalui tajuk dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Tanaman untuk menunjang kehidupan dan produksinya membutuhkan 16 unsur yaitu:
  • Carbon (C)
  • Oxygen (O)
  • Hidrogen (H)
Ketiga unsur tersebut selalu tersedia di alam bebas  dan gratis di berikan oleh yang maha kuasa. Masih ada 13 unsur hara lagi yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro yaitu unsur hara yang banyak di butuhkan tanaman, yaitu:
1. Nitrogen (N)   2. Phospor (P)  3. Kalium (K)  4. Kalsium (CaO)  5. Magnesium (MgO)  6. Sulfur (S)
Sementara yang di maksud dengan unsur hara mikro adalah unsur  hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif sedikit atau sangat kecil, yaitu: Seng (Zn, Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Chlor (Cl).


Dasar Penentuan Kebutuhan Pupuk- Kebutuhan pupuk didasarkan atas: jumlah hara yang terangkut bersama panen. cadangan hara yang ada di dalam tanah. tanda kekurangan unsur hara pada tanaman. Penentuan kebutuhan pupuk berdasarkan cadangan hara di dalam tanah memerlukan analisis tanah di laboratorium. Penentuan kebutuhan pupuk berdasarkan tanda kekurangan hara yang diperlihatkan tanaman, memerlukan keahlian dan pengalaman khusus.
Kadang-kadang gejala kekurangan antara unsur yang satu dengan lainnya sulit dibedakan dan gejala tersebut tidak menggambarkan berapa jumlah pupuk yang harus diberikan. Penentuan kebutuhan pupuk berdasarkan perkiraan jumlah hara yang terangkut bersama penen merupakan cara yang paling sederhana dan mudah, oleh karena itu cara tersebut dibahas di dalam tulisan ini. setiap jenis tanaman mengandung unsur hara yang berbeda. Jika pemupukan menggunakan pupuk buatan seperti Urea, SP36 dan KCl, maka jumlah pupuk yang diperlukan untuk menggantikan 48 kg N; 8,4 kg P dan 12 kg K yang terangkut bersama 3 t/ha panen jagung adalah:
Urea= 100/46 X 48 Kg/Ha = 104 Kg/Ha
SP36= 100/16 X 8,4 Kg/Ha = 53 Kg/Ha
KCl = 100/52 X 12 Kg/Ha = 23 Kg/Ha
Akan tetapi zat hara di dalam tanah tidak semuanya dapat digunakan oleh tanaman. Sebagian akan hilang karena penguapan (N), pencucian ke lapisan tanah yang lebih dalam seingga tidak terjangkau oleh akar (N, K), terikat oleh mineral liat tanah (P, K), atau hanyut karena tererosi (N,P,K). Oleh karena itu pemberian pupuk sebaiknya 1,5 sampai 2 kali jumlah hara yang hilang bersama panen. Jadi urea, SP36 dan KCL yang diperlukan untuk penanaman jagung dengan perkiraan hasil 3 t/ha kurang lebih adalah urea= 150 Sampai 200 Kg/Ha sedangkan SP36= 75 Sampai 100 Kg/Ha Unsur N, P, dan K (Kg) di dalam satu ton hasil panen berbagai tanaman.
Apabila hasil panen jagung dalam 1 ha adalah 3 ton, maka hasil panen tersebut mengan-dung 48 kg N; 8,4 kg P dan 12 kg K. Unsur hara yang terbawa panen ini perlu dikembalikan ke dalam tanah melalui pemupukan supaya kesuburan tanah tetap terjaga dan produksi tanaman dapat dipertahankan. Penentuan kebutuhan pupuk untuk tanaman kacang-kacangan Tanaman legum (kacang-kacangan) seperti kacang tanah dan hijauan kacang-kacangan seperti lamtoro dan benguk, mengandung N yang sangat tinggi sehingga N yang terbawa panen juga tinggi. Tetapi tanaman kacang-kacangan (kacang tanah, kedelai, lamtoro), melalui kerjasama (symbiose) dengan bakteri Rhyzobium sanggup mengikat N dari udara. Dengan demikian pemupukan N untuk tanaman kacang-kacangan sangat rendah (hanya sekitar 30 kg urea/ ha pada waktu tanam). Kebutuhan P dan K kacang-kacangan ditentukan dengan cara yang sama seperti pada penentuan kebutuhan pupuk tanaman lainnya. Pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara yang sangat bervariasi tergantung pada waktu dan cara penyimpanannya, jenis hewan, dan kesehatan hewan.
Masalah utama yang perlu mendapat perhatian para pengguna pupuk adalah reaksi kimia, yaitu apakah pupuk tersebut mempunyai sifat mengasamkan atau tidak. Pada umumnya pupuk nitrogen yang mengandung amonium atau sisa asam seperti sulfat bersifat mengasamkan tanah. Pupuk nitrogen yang mengandung gugus amonia sebelum tersedia pada tanaman terlebih dahulu mengalami proses amonifikasi dan nitrifikasi.
Senyawa amonium yang terbentuk dari proses amonifikasi dapat berupa: konversi dari nitrit ke nitrat, dambil langsung oleh tanaman, dimanfaatkan langsung oleh bakteri dalam melanjutkan proses dekomposisi, dan difksasi oleh mineral liat tertentu. Perubahan dari amonium menjadi nitrat disebut dengan nitrifikasi. Proses oksidasi biologi ini dibedakan dalam dua tahap, yaitu perubahan amonium menjadi nirit (nitritasi) dan perubahan nitrit menjadi nitrat (nitratasi). Perubahan dari amonium menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri obligat ototrof yaitu Nitrosomonas.
Perubahan nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter yang termasuk ke dalam golongan bakteri obligat ototrof. Kedua bakteri ini disebut dengan Nitrobakteri. Ada tiga hal penting yang dapat diambil dari persamaan-persamaan dalam proses nitrifikasi, yaitu, reaksi membutuhkan oksigen, oleh sebab itu proses ini berlangsung di dalam tanah dengan aerasi yang baik. Reaksi nitrifikasi membebaskan H+ yang merupakan penyebab keasaman tanah bila dipupuk dengan pupuk NH4 atau pupuk anorganik sepertu urea. Dalam proses nitrifikasi, bakteri memegang peranan dalam proses. Oleh sebab itu, kecepatan perubahannya sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses nitrifikasi adalah jumlah NH4+ yang ada di dalam tanah, populasi bakteri nitrifikasi, reaksi tanah, aerasi, kelembaban tanah dan suhu tanah.
Pupuk urea yang diberikan pada tanah akan berubah menjadi ion amonia atau amonium. Bila amonium dioksidasi maka akan menimbulkan keasaman tanah menyumbangkan empat ion H+ bila oksigen cukup tersedia pada sat pelepasan tersebut. Satu molekul pupuk urea dapat menyumbang empat ion H+ bila oksigen cukup tersedia pada waktu pelepasan ion, ini berarti meningkatkan kemasaman tanah. Pemberian pupuk urea, amonium sulfat, klor dan nitrat perlu mendapat perhatian serius agar tidak menambah kemasaman tanah. Mikroba tanah pada umumnya lebih menyukai senyawa dalam bentuk ion amonium daripada ion nitrat.
Pada tanah-tanah yang mempunyai aerasi baik, akan terlihat bahwa proses immobilisasi terjadi amat besar. Sedangkan pada tanah yang tergenang dan dalam kondisi anaerob sempurna proses immobilisasi akan sangat rendah. Pada tanah sawah, proses immobilisasi adalah rendah. Nitrogen ditambahkan ke tanah berinteraksi dengan pH tanah dan mempengaruhi proses nitrogen. Ekskresi nitrogen oleh suatu tanaman legum akan dapat dimanfaatkan oleh tanaman lain dlaam pola tanam tumpangsari, misalnya tumpangsari antara jagung dan kedelai. Proses seperti ini akan meningkatkan efisiensi pupuk nitrogen, karena sebagian besar nitrogen yang berasal dari pupuk tidak diabsorpsi oleh tanaman legum dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan awal menjelang terbentuknya bintil akar yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. Kelebihan pupuk nitrogen adalah merupakan pupuk yang sangat potensial bagi tanaman.
Manfaat nitrogen fiksasi bagi tanman lain yang ditanam secara tumpangsari adalah berupa perembasan nitrogen dari bintil akar. Sedangkan bagi tanaman yang ditanam tidak bersamaan hanya akan menghasilkan perombakan bahan organik. Fiksasi itrogen secara biologi dapat menghemat kebutuhan nitrogen sampai 2/3 dari kebutuhan nitrogen bagi tanaman.


MEMUPUK DENGAN CARA DISEMPROTKAN KE DAUN TANAMAN (Spraying) MEMUPUK DENGAN CARA DISEMPROTKAN KE DAUN TANAMAN (Spraying) Reviewed by Mo Ilmi on December 17, 2013 Rating: 5

5 comments:

Powered by Blogger.