PROPOSAL MANGGANG TAMAN NASIONAL BALURAN






Judul : Proposal Magang
Waktu : 24 Januari 2011 - 25 Februari 2011
Tempat : Taman Nasional Baluran

dipersiapkan dan disusun oleh:

Nurfitria Puspa Indah 201010320311020
Gharisa Kharismartanata 201010320311004
Febri Susanto 201110320311034
Ahmad Fadil S.A 201110320311025
M. Syaifudin Rahman H. 201110320311043
Haerun Sopyan 201110320311024
Abdul Latif 201110320311037
Amirullah Suardi 201110320311009
Darsan Buamona Bot 201110320311015
Rusli Niftar Faris Reasa 201110320311044

telah disetujui untuk diajukan
kepada Taman Nasional Meru Betiri
Jawa Timur


Malang, 20 Januari 2011 Ketua Jurusan Kehutanan



Ir. Nandang Rahayu, MP
NIP: 196310211991011001
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Salah satu tahap dari proses belajar adalah menerapkan dan memantapkan materi-materi yang telah diberikan. Magang merupakan salah satu mata kuliah pada Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
Magang adalah kegiatan yang terencana, terarah, sistematik, dan terkendali yang bertujuan agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu dan keahlian yang dipelajarinya serta memperoleh pengalaman secara langsung pada intansi/lembaga yang dipilih oleh mahasiswa bersangkutan. Kegiatan Magang adalah aktivitas yang dilakukan mahasiswa dalam bentuk praktek lapang dalam instansi terkait dengan bidang keilmuannya selama kurun waktu satu bulan.
Taman Nasional Baluran merupakan salah satu taman nasional yang berada di Kabupaten Situbondo sekitar utara banyuwangi wilayah tenggara dari Jawa Timur. Taman Nasional Baluran memiliki banyak obyek wisata yang mendatangkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Banteng, Kijang, Kerbau liar, Rusa, dll adalah salah satu maskot bagi Taman Nasional Baluran. Taman Nasional Baluran merupakan salah satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa hutan alam yang bagus.

  1. Tujuan
Magang yang akan dilaksanakan di Taman Nasional Meru Betiri memiliki tujuan sebagai berikut :
  1. Bagi Jurusan
  1. Mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan keahlian yang telah dipelajari selama perkuliahan
  2. Mengetahui sejauh mana ia mampu memperoleh pengalaman kerja nyata yang berkaitan dengan ilmu dan keahlian tertentu pada instansi/ lembaga tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan.

  1. Bagi mahasiswa
  1. Mengetahui dan mengidentifikasi sejauh mana kesesuaian teori di bidang ilmu tertentu dengan praktek di lapangan
  2. Menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan ilmu dan bidang keahlian serta praktek kegiatan lapangan yang dilakukan mahasiswa sendiri
  3. Melakukan studi kepustakaan yang relevan dengan prektek kerja yang dilaporkan
























BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Taman Nasional
Bedasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1990, yang dinamakan Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola berdasarkan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pendidikan ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi (Dephut, 1990).
Menurut IUCN (International Union For Conservation of Nature and Natural Resources), Taman Nasional dikategorikan pada kawasan yang dilindungi dengan tujuan untuk melindungi kawasan alam dan berpemandangan indah yang penting secara Nasional atau Internasional serta memiliki nilai bagi pemanfaatan ilmiah, pendidikan, dan rekreasi. Kawasan alami ini relatif luas, materinya tidak diubah oleh kegiatan manusia serta pemanfaatan sumberdaya tambang tidak diperkenankan (John dan Kathy Mackinon, 1990).
Di Indonesia terdapat 5 kategori kawasan yang di dilindungi dan masing-masing mempunyai kriteria umum sebagai berikut:
  1. Taman Nasional
Kawasan luas yang relatif tidak terganggu dan mempunyai nilai alam yang menonjol dengan kepentingan pelestarian tinggi, potensi rekreasi yang besar, mudah dicapai oleh pengunjung dan manfaat yang jelas bagi wilayah tersebut.
  1. Cagar Alam
Umumnya kecil, habitat rapuh yang tidak terganggu dengan kepentingan pelestarian yang tinggi, keunikan alam, habitat spesies langka tertentu, dll. Kawasan ini merupakan perlindungan mutlak.
  1. Suaka Margasatwa
Umumnya kawasan berukuran sedang atau luas dengan habitat stabil yang relatif utuh serta memiliki kepentingan mulai sedang sampai tinggi.

  1. Taman Buru
Habitat alami atau semi alami berukuran sedang sampai besar yang memiliki potensi satwa yang boleh diburu, yang populasinya cukup besar, terdapat minat untuk berburu, tersedia fasilitas berburu yang memadai dan lokasinya mudah dijangkau oleh pemburu. Cagar semacam ini harus memiliki kepentingan dan nilai pelestarian yang rendah yang tidak akan terancam oleh kegiatan perburuan atau pemancingan.
  1. Hutan Lindung
Kawasan alami atau hutan tanaman berukuran sedang atau besar, pada lokasi yang curam, tinggi, mudah tererosi, serta tanah yang mudah terbasuh hujan, penutup tanah berupa hutan adalah mutlak perlu untuk melindungi kawasan tangkapan air, mencegah longsor, dan erosi. Prioritas pelestarian tidak begitu tinggi untuk dapat diberi status cagar (John & Kathy Mackinnon, 1990).

DENDROLOGI
Dendrologi merupakan ilmu yang memepelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu lainnya, seperti liana dan semak. Cabang ini terutamadipelajari dalam bidang botani dan terapannya, kehutanan dalam ilmu ini terutama mempelajari tentangmorfologi dan anatomi untuk memperoleh dasar-dasar pengenalan pohon. Selain itu fisiologi dan ekologi juga menjadi fokus dalam bidang ini. Berbagai macam metode membentuk sejumlah khas dendrologi, seperti pendugaan umur melalui lingkaran tahun, penentuan jenis berdasarkan pola kulit kayu dan bentuk buah serta biji (anonimous, 2010).
Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi jugabertugas untuk menentukan apakah fungsi masing-masingbagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan tubuh yang demikian tadi. Selain dari morfologi harus pula dapat memberikan jawaban atas pertanyaan engapa bagian-bagian tubuh tumbuhan mempunyai bentuk dan susunn yang beraneka ragam(gembong, 1985).
Secara morfologi, daun pada umumnya memiliki bagian-bagian helaian daun(lamina), dan tangkai daun(petiolus). Pada tangkai daun terdapat bagian yang menempel pada batang yang disebut pangkal tangkai daun. Ada jenis tanaman tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya rumput. Pada tumbuhan monokotil pangkal daun tersebut disebut pelepah daun, misalnya pelepah daun yang terdapat pada daun pisang dan talas(saktiyono, 2006)
Bentuk daun berbeda-beda, umumnya berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau karena disebabkan oleh adanya kandungan klorofil pada daun. Adapun fungsi daun yaitu sebagai tempat transpirasi tumbuhn sebagai alat atu tempat terjadinya perkembangan vegetatif(syarifudin, 2008).
Bunga merupakan alat perkembangan pada tumbuhan kelompok angiospermae. Bunga disebut alat perkembangbiakan karena didalam bunga terdapat alat-alat reproduksi seperti benang sari, putik, dan kandung lembaga. Bunga merupakan hasil modifikasi dari daun. Bunga dibentuk oleh meristem yang khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor eksternal (faktor musim, ilkim) dan faktor internal (hormonial). Jadi bagian bunga hanya muncul pada saat tertentu saja, perbedaan bentuk dan fungsi dari berbagai bagian bnga berhubungan dengan serangkaian proses fisiologia yang terjadi selam beberapa tahap deferensiasi bunga(istamar, 2008).
Pada umumnya buah hanya terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa ada penyerbuka dan pembuhan. Peristiw terbentuknya buah yang demikian itu dinamakn partenikarpy. Buah yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak mengandung lembaga. Jadi bijinya tidak dapat dijadikan alat perkembangbiakan.
Bentuk batang beraneka ragam, penampang batang berbentuk persegi, bulat, atau pipih. Batang dapat tumbuh tak terbatas. Karena ada meristem apikal, arah tumbuh batang dapat lurus keatas, menggantung, berbaring, mejulang, serong keatas, memnajat, dan membelit. Percabangan pada batang dapat monopodial, simpodial atau dikotom. Cabang tersebut dapa tumuh tegak, condong keatas, mendatar, terkulai, dan menggantung(hadi, 2007).
Struktur luar akar terdiri dari batang akar, cabang akar, rambut akar, dan tudung kar. Bagian paling ujung dari akar adalah titik tumbuh yang dilindungi oleh tudung akar(kaliptra). Kaliptra dibentuk oleh kaliptogen. Tudung akar terdiri atas sel-sel perenkima yang berdinding tipis dan bervakuola(istamar, 2008).
Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada lembaran kertas, biasanya kerrtas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang rinci serta disimpan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium disimpan. Herbarium terdiri dari koleksi kering dan kioleksi basah(anonimous, 2010).

MANGROVE
Hutan mangrove ditinjau dari tata bahasa, terdiri dari 2 kata, yaitu “hutan” dan “mangrove”. Menurut undang-undang nomor 5 Tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok kehutanan : hutan adalah suatu lapangan tetumbuhan pohon-pohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayatibeserta lingkungannya, dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan. Sedang mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh pada tanah aluvial didaerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi pasang surut. Mangrove juga tumbuh pada pantai karang atau daratan koral yang berpasi tipis atau pantai berlumpur(anonimous, 2011).
Dahuri (2003), menyatakan ekosistem hutan mangrove di Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi, sejauh ini tercatat 202 jenis tumbuhan mangrove yang terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis sikas. Bengen (2004), menyebutkan bahwa dari 202 jenis tersebut hanya 47 jenis yang merupakan mangrove sejati (true mangrove), paling tidak di dalam hutan mangrove terdapat salah satu jenis tumbuhan sejati yang termasuk kedalam 4 famili, yaitu Rhizophoraceae (Rhozophora, Bruguiera, dan Ceriops), Sonneratiaceae (Soneratia), Avicenniaceae (Avicennia) dan Meliaceae (Xylocarpus).
Upaya merehabilitasi derah pesisir pantaidengan penanaman jenis mangrovesebenarnya sudah dimulai sejak tahun sembilan puluhan. Data penanamna mangrove oleh Departemen kehutanan selama tahun 1999 hingga 2003 baru terealisasiseluas 7.890 ha(Departemen Kehutanan, 2004), namun tingkat keberhasilannya masih sangat rendah. Data ini menunjukkan laju rehabilitasi hutanmangrove hanya sekitar 1.973 ha/tahun. Disamping itu masyarakat juga tidak sepenuhnya terlibat dalam upaya rehabilitasi mangrove, dan bahkan dilaporkan adanya kecenderungan gangguan terhadap tanaman mengingat perbedaan kepentingan(anwar, 2006).
Dari kawasan hutan mangrove dapat diperoleh tiga macam manfaat. Pertama berupa hasil hutan, baik bahan pangan maupun bahan keperluan lainnya. Kedua berupa pembukaan lahan mangrove untukdigunakan dalam kegiatan produksi baik pangan maupun non pangan serta sarana prsarana penunjang dan pemukiman. Manfaat ketiga berupa fungsi fisikdari ekosistem mangrove berupa perlindungan terhadap abrasi, pencegah terhadap air laut dan lain-lain fungsi fisik(anonimous, 2009).
PENYU
Penyu adalah kura-kura laut. Penyu ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini. Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari(anonimous, 2011).
Penyu satu ordo (Testudinata) dengan kura-kura dan bulus (labi-labi). Di dunia, saat ini hanya terdapat 7 jenis (spisies) dari 2 famili penyu, yaitu:
    1. Penyu Hijau atau dikenal dengan nama green turtle (Chelonia mydas)
    2. Penyu Sisik atau dikenal dengan nama Hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata)
    3. Penyu Lekang atau dikenal dengan nama Olive ridley turtle (Lepidochelys olivacea)
    4. Penyu Belimbing atau dikenal dengan nama Leatherback turtle (Dermochelys olivacea),
    5. Penyu Pipih atau dikenal dengan nama Flatback turtle (Natator depressus)
    6. Penyu Tempayan atau dikenal dengan nama Loggerhead turtle (Caretta caretta)
    7. Penyu Kemp’s ridley (Lepidochelys kempi)(anonimous, 2011).
Tubuh penyu terbungkus oleh tempurung keras yang berbentuk pipih serta dilapisi oleh zat tanduk. Tempurung tersebut mempunyai fungsi yang sebagai pelindung alami dari predator. Sedangkan penutup pada bagian dada dan perut disebut dengan plastron. Terdapat sisik infra marginal, yakni sisik yang menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak berupa flipper. Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung dan flipper pada bagian belakang befungsi sebagai alat kemudi. Pada penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu. Penyu mempunyai alat pecernaan luar yang keras, untuk mempermudah menghancurkan, memotong dan mengunyah makanan.
Jenis-jenis dan Habitat Penyu
(anonimous, 2011).
Penyu belimbing biasanya menhyelam sampai kedalaman 100 meter lebih untuk mencari makanannya, yaitu ubur-ubur, karena ubur-ubur bentuknya yang transparan. Maka penyu belimbing sering salah melahap berupa kantong plastik yang mengambang dilautan sehingga membuat penyu ini tersedakdan mati. Jenis penyu beliming jantan selalu berada di air laut, sedangkan penyu betina akan kembali ke pantai untuk bertelur setiap 3 atau 4 tahun. Jumlah telurnya bisa mencapai 110, 70 telur dengan ukuran besar dan 40 telr dengan ukuran kecil(anonimous, 2010).





















BAB III
WAKTU, TEMPAT DAN PEMBIAYAAN MAGANG

    1. Waktu Pelaksanaan
Magang ini akan dilaksanakan mulai tanggal 25 Januari 2012 sampai dengan 25 Februari 2012. (Magang) dilaksanakan selama 4 minggu/1bulan.

    1. Tempat Pelaksanaan
Magang dilaksanakan di Taman Nasional Meru Betiri Kabupaten Jember Jawa Timur.

3.3 Pembiayaan
Semua pembiayaan yang meliputi administrasi, transportasi, dan akomodasi dibebankan kepada mahasiswa yang melaksanakan Magang
















BAB IV
JADWAL TENTATIVE KEGIATAN
No
Nama pelaksana dan NIM
Tema kegiatan
Kegiatan
Minggu ke-
1
2
3
4
1
  1. Nutfitria PI
  2. Febri Susanto
  3. Amirullah S
  4. Haerun Sopyan
Dendrologi
Analisis tumbuhan




2
  1. Ahmad Fadil.SA
  2. Muhammad Syaifudin.RH
  3. Darsan Buamona Bot
  4. Rusli Niftar.FR
Hutan Mangrove
Jenis-jenis mangrove




3
  1. Gharisa Kharismartanata
Penyu
Analisis perkembangbiakan penyu




4
  1. Abdul Latif
Banteng
Analisis kehidupan banteng




*Jadwal ini dapat berubah sesuai kepentingan pihak instansi terkait.










BAB V
PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat sebagai salah satu syarat dapat melaksanakan Magang di Taman Nasional Meru Betiri, Kabupaten Jember Jawa Timur. Semoga terjalin kerja sama antara kami selaku mahasiswa dengan pihak instansi terkait. Ada banyak kekurangan yang tidak dapat kami hindari, mohon dapat dimaklumi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.2011.dendrologi(online)
http://id.wikipedia.org/wiki/
diakses pada tanggal 15 Januari 2012
Anonimous.2011.Habitat-dan-tingkah-laku-penyu(online)
diakses pada tanggal 15 Januari 2012
Anonimous.2010.Kenekaragaman-Jenis-Mangrove(online)
diakses pada tanggal 15 Januari 2012
Anonimous,2010.Penyu-Belimbing-dermochelys-coriacea.(online)
diakses pada tanggal15 Januari 2012
Anonimous.2009.Fungsi-Hutan-Mangrove(online)
diakses pada tanggal 15 Januari 2012
Dephut.1990.Taman Nasional
John dan Kathy Mackinon.1990.
Tjitrosoepomo, Gembong.1985.Morfologi Tumbuhan.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Syamsuri, Istamar.2008. Biologi SMA Jilid 2 A. Erlangga.Jakarta.
Syarifudin.2008.Biologi Untuk SMA.Erlangga.Jakarta
Sunarso, Hadi.2006.Morfologi Tanaman.copyright BMP.Jakarta.
Anwar, Chairil.2006.Peranan Ekologis dan Sosial Ekonomis Hutan Mangrove Dalam Mendukung Pembangunan Wilayah Pesisir. Pusat Litbang Hutan dan dan Konservasi Alam Bogor.Bogor.




PROPOSAL MANGGANG TAMAN NASIONAL BALURAN  PROPOSAL  MANGGANG  TAMAN NASIONAL BALURAN Reviewed by Mo Ilmi on December 17, 2013 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.