TEKNIK PEMBUATAN PERSEMAIAN TANAMAN MINDI (melia azedarach L.) di BADAN KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (BKPH)



BANDUNG-KABUPATEN TULUNGAGUNG
RESUME


Melia azedarach L adalah tanaman yang memiliki nama lokal mindi, tanaman ini dapat tumbuh cepat dan selalu hijau di daerah tropis, namun akan menggugurkan daun jika dalam musim dingin. Pohon mindi suka dengan cahaya, tahan kekeringan, toleran terhadap salinitas tanah selain itu dapat tumbuh subur di bawah titik beku. (Anonymous,2005)


Melia azedarach L memiliki morfologi sebagai berikut :
  • Tinggi : mencapai 45M
  • Tinggi bebas cabang : 8-20M
  • Diameter : 60CM
  • Tajuk : payung
  • Percabangan : melebar
  • Batang : silindris, tegak, tidak berbanir, pada pohon muda memiliki
Gubal putih pucat, kayu teras coklat kemerahan.
  • Kulit : abu-abu coklat, beralur membentuk garis-garis dan bersisik
Namun pada pohon muda memiliki kulit licin dan berlentisel.
  • Daun : majemuk ganda menyirip ganjil, anak daun bundar
Telur/lonjong, pinggir helaian bergerigi
  • Bunga : majemuk malai, pada ketiak daun panjang 10-22cm, warna
Keunguan, berkelamin dua.
  • Buah : bulat/lonjong tertutup. Ukuran 2-4 x 1-2cm, kulit luar tipis,
Licin, berkulit kering keriput, kulit dalam keras. Memiliki
Warna buah ketika muda hijau ketika masak berwarna
Kuning, dalam satu buah terdapat 4-5 biji, biji kecil
3,5x1,6mm. Lonjong, licin, warna coklat,biji kering hitam
(saputra,2010)


Persebaran dan tempat tumbuh:
  • Daerah asal : india dan burma
  • Daerah indonesia : sumatera, jawa, Nusa tenggara dan irian jaya
  • Tempat tumbuh : ketinggian 0-1200mdpl dengan curah hujan rata-rata per
Tahun 600-2000mm, tumbuh subur pada tanah berdrainase
Baik, tanah yang dalam, tanah liat berpasir, toleran
Terhadap tanah dangkal,asin dan basa (saputra,2010)


Perkecambahan


Tanaman mindi mengalami musim berbunga dan berbuah berbeda di setiap daerah.
  • Jawa barat : maret-mei
  • Jawa timur : juni-november
  • NTB : september-juni


Buah masak pada bulan juni, agustus,november, dan desember. Ekstraksi biji dilakukan dengan merendam buah ke dalam air selama 1-2 hari stelah itu biji dibersihkan lalu dikeringkan di tempat teduh. Jumlah biji kering tiap kilogram +/- 3000butir. Penyimpanan biji di lakukan dengan memasukkan biji ke dalam wadah tertutup rapat dan di simpan dalam ruangan dingin (suhu 3-5 drajat C) memiliki daya kecambah 80% - 1 tahun. (Sumarna,2004)




Penetapan persemaian
Menggunakan normansi ukuran 5x1 m atau 2,3x1 m. Pinggiran bedeng tersebut diperkuat dengan bambu, batu bata merah, kayu setinggi 12-15 cm.


Saluran air
Air di salurkan menggunakan pipa menuju bedeng tabur, dan menggunakan bak besar untuk menampung cadangan air guna mempermudah ketika musim kemarau.


Pengadaan benih
Benih yang di semaikan di peroleh dari areal produksi benih KPH Kediri. Lalu di seleksi yang memiliki fisik baik serta tidak cacat secara fisiologis.


Seleksi biji
Seleksi biji mindi di lakukan dengan cara memisahkan biji yang kotor dan biji-biji yang rusak atau buruk. Seleksi lanjutan dilakukan dengan pengelompokan berdasarkan ukuran biji yang dilakukan dengan pengayakan atau penyaringan. Fisik benih yang baik antara lain bentuk yang berisi, padat, tidak keriput dan tidak ada cacat atau luka, biji harus tua dan berwarna kecoklatan.
Untuk menghasilkan semai yang baik ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
  1. Viabilitas dan vigoritas benih harus baik.
  2. Media tabur harus baik.
  3. Komposisi medium sapih dalam polybag harus baik dan cukup hara
  4. Semai-semai yang disapih harus dipilih keadaannya baik.
  5. Penyapihan semai harus dilakukan dengan cara yang benar jangan sampai semai akarnya rusak
  6. Pemeliharaan dilakukan dengan baik


Penyiapan media tabur
Dengan menggunakan pasir sebagai media utama yang bertujuan untuk mempercepat proses perkecambahan benih, dimana pasir merupakan media yang sangat mudah menyerap air.
  1. Perlakuan media tabur: pasir harus di sterilisasi dengan cara dijemur hingga kering. Selama 2-3 hari di bawah sinar matahari dan di campur nematisida untuk mencegah munculnya cacing dan semut dengan dosis 0,5 kg tiap bedeng.
  2. Penggunaan pasir sebanyak 0,5m3/ bedeng dan disarankan untuk 1x pakai.
  3. Persyaratan media tabur: 1. Media tabur tidak terlalu menuntut kandungan unsur hara. 2. Ringan tidak liat, mudah terurai dan porositas baik.
  4. Media tabur nya adalah pasir. Butiran pasir tidak boleh terlalu kasar ataupun lembut dan jangan banyak mengandung unsur tanah.
Sekarifikasi benih
Benih mindi direndam dalam air mengalir selama 3hari 3malam. Setelah itu benih ditiriskan dan di angin-anginkan selama 2 hari.
Penaburan benih
  1. Sebelum benih mindi ditaburkan, pasir disiram dengan air secukupnya.
  2. Jarak antar benih diatur menggunakan mal dengan ukuran 2,5x2,5cm.
  3. Benih mindi ditabur dengan bekas tangkai buah berada dibagian bawah.
  4. Lalu ditutup dengan pasir setinggi 2cm dan disiram lagi dengan gembor halus hingga rata.
  5. Setelah penabuaran selesai bedeng ditutup dengan sungkup plastik.
  6. Setiap bedeng tabur diberi plang dengan ukuran 20x10cm dan diberi keterangan nomor,tanggal,dan jumlah benih yang ditabur.
  7. Kapasitas bedeng tabur adalah 8000 butir benih (jarak antar benih 2,5cm)
  8. Benih bisa berkecambah mulai hari ke 10 dan bisa mencapai target 100% pada hari ke 60.


pengambilan kecambah
alat yang digunakan untuk mengambil kecambah adalah bambu berbentuk pipih, kecambah mindi yang siap sapih memiliki ciri-ciri keping daun sudah membuka dan berwarna hijau serta akar serabut belum banyak. Kecambah diambil secara manual dengan hati-hati menggunakan solet dan upayakan jangan sampai bagian akar terputus.
Teknik penyapihan
  1. Pengambilan kecambah dibedeng tabur dan penyapihan dibedeng sapih dilakukan sebelum jam 10:00 dan setelah jam 15:00
  2. Sehari sebelum dilakukan penyapihan media disiram dengan air sampai jenuh
  3. Alat untuk penyapihan berupa batang bambu berbentuk bbulat berdiameter 1cm.
  4. Pembuatan lubang pada media sapih sedalam 4cm dengan menggunakan alat.
  5. Saat penyapihan bagian kecambah yang dipegang adalah kotiledon nya.
  6. Kedalaman penanaman adalah sedikit diatas leher akar dan dilakukan penekanan agar akar dapat menyatu.penyiraman dilakukan dengan pancaran penyiraman air yang halus.
  7. Penyapihan dilakukan setelah benih berkecambah dibedeng tabur dan kecambah yang tumbuh telah memenuhi kriteria siap panen atau siap sapih.
  8. Pemberian naungan dibedeng sapih berfungsi agar bibit tidak stress. Naungan diberikan sampai bibit siap untuk menerima sinar matahari secara langsung (umum nya 2-3 minggu dan disesuaikan dengan pertumbuhan bibit)


TEKNIK PEMBUATAN PERSEMAIAN TANAMAN MINDI (melia azedarach L.) di BADAN KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (BKPH) TEKNIK PEMBUATAN PERSEMAIAN TANAMAN MINDI (melia azedarach L.) di BADAN KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN (BKPH) Reviewed by Mo Ilmi on December 17, 2013 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.