Terbukti memberi manfaat yang besar untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, kampanye menanam yang didukung dengan pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR) mendapat dukungan kuat. Termasuk dukungan secara politik dari Senayan.
DPR
berharap bibit yang dikelola kelompok tani dimanfaatkan seoptimal
mungkin, karena anakan kayu tersebut kelak akan bernilai ekonomi
tinggi dan memiliki andil terhadap kelestarian lingkungan.
“Bibit
dari kegiatan KBR tidak boleh diperjualbelikan karena diperuntukkan
bagi anggota kelompok tani dan warga yang membutuhkan,” kata Ketua
Komisi IV DPR, Romahurmuziy, ketika menginspeksi KBR, yang dikerjakan
kelompok tani di Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
Anggota
Komisi IV DPR, Siswono Yudohusodo mengatakan, anggota kelompok tani
dan masyarakat harus memanfaatkan sebaik-baiknya bibit bantuan dari
pemerintah. “Kita semua bergembira kalau persentase anakan kayu
yang dibibitkan hari ini tumbuh dan selamat menjadi pohon produktif
yang bernilai ekonomi dan mendukung kelestarian lingkungan,” kata
Siswono.
Dia
menegaskan, program penghijauan dan upaya mendorong pembangunan hutan
rakyat adalah program yang luar biasa. Itu sebabnya, dia setuju jika
langkah-langkah untuk memperluas hutan rakyat hingga bisa melebihi
hutan negara terus dilakukan. Dia menyebut, apa yang terjadi di Jawa,
di mana hutan rakyat bisa berkembang secara positif, bisa dijadikan
contoh. “Penyebaran bibit melalui KBR ini saya dukung. Pelibatan
masyarakat ini penting. Tapi tolong diberi bimbingan, karena tidak
semuanya terampil dan tahu mengelola bibit tersebut,” katanya
mengingatkan.
Siswono
juga meminta agar dalam melaksanakan kegiatan penanaman tidak
melupakan kawasan mangrove. Oleh sebab itu, dia meminta agar kawasan
pantai utara Jawa bisa mendapat perhatian. Di kawasan tersebut, kata
Siswono, telah terjadi degradasi hutan mangrove yang berdampak kepada
turunnya penghasilan para petambak udang.
Multimanfaat
Sementara
itu, Anggota Komisi IV DPR lainnya, Hermanto menyatakan, program KBR
harus mampu mendukung Gerakan Satu Miliar Pohon yang telah
diluncurkan Kemenhut. Gerakan Tanam Satu Miliar Pohon merupakan salah
satu hal yang dapat disumbangkan Indonesia ke dunia internasional
dalam upaya mengatasi pemanasan global.
Dia
menilai, KBR memiliki multimanfaat, baik secara ekonomi, lingkungan
dan kemasyarakatan, sehingga diharapkan dapat dilakukan secara
berkelanjutan karena mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekaligus berkontribusi untuk kelestarian lingkungan.
“KBR
merupakan program yang diluncurkan pemerintah melalui Kementerian
Kehutanan dalam hal pembibitan dengan tujuan multifungsi, antara lain
penyedia bibit tanaman kayu dan non kayu, reboisasi, sekaligus juga
sebagai penyedia oksigen (O2) dan bisa juga sebagai penyerap racun
udara yang terkontaminasi. Di samping itu, program ini diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Hermanto.
Hanya
saja, jelas Anggota DPR Dapil Sumbar ini, pemerintah perlu
meningkatkan dukungannya terhadap program KBR terkait dengan
pemeliharaan. “Kita ketahui dari pembibitan hingga masa panen, baik
kayu dan non kayu, ada fase pemeliharaan. Untuk memastikan
keberlanjutannya, maka pemerintah perlu memberikan insentif kepada
kelompok tani yang telah sungguh-sungguh menjalankan KBR ini.
Sehingga tujuan multifungsi keberadaan KBR ini bisa tercapai,”
tambah Hermanto.
Dukungan
program KBR secara jangka pendek, menengah dan panjang akan menjadi
sarana penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan penanaman, bahkan
bisa menjadi sentra pembelajaran bagi masyarakat di dalam memperoleh
pengetahuan tentang kehutanan.
Sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan No.P.24//Menhut-II/2010
Tentang Pedoman Penyelenggaran Kebun Bibit Rakyat bahwa Kebun Bibit
Rakyat merupakan fasilitasi pemerintah dalam penyediaan bibit tanaman
hutan dan jenis tanaman serbaguna (MPTS) yang prosesnya dibuat secara
swakelola oleh kelompok tani.
Bibit
hasil KBR digunakan untuk merehabilitasi dan menanam di lahan kritis,
lahan kosong dan lahan tidak produktif di wilayahnya. “Di samping
itu, KBR juga dipakai sebagai sarana untuk mengurangi terjadinya
risiko sosial berupa kemiskinan akibat degradasi hutan dan lahan
serta sebagai tempat pemberian pengetahuan dan keterampilan mengenai
pembuatan persemaian, penanaman dengan menggunakan benih/bibit yang
berkualitas”, pungkas Hermanto. AI
Kemenhut
Minta DPR Mengawasi
Mendapat
dukungan dari wakil rakyat jelas memperteguh langkah Kementerian
Kehutanan untuk melaksanakan program Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan
rehabilitasi lahan kritis. Maklum, merehabilitasi lahan kritis di
seluruh Indonesia yang mencapai sekitar 13 juta hektare (ha) jelas
bukan perkara ringan.
Tak
heran, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pun meminta agar DPR tetap
melakukan pengawasan terhadap kinerja jajaran Kemenhut. “Ini
menjadi tugas berat merehabilitasi hutan. Ada seratusan DAS (Daerah
Aliran Sungai) yang menjadi prioritas,” kata Menhut.
Dia
menambahkan, agar program KBR dan kegiatan rehabilitasi lahan kritis
bisa sukses, “maka kami minta pengawasan Komisi IV di lapangan.
Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang sudah dilakukan.
Dengan jaringan DPR yang luas, saya harap adanya kerja sama
yang dilaksanakan bisa terus dilanjutkan,” katanya. AI
masalah
Laporan
Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Minahasa Selatan, Decky Rumintjap kembali menjalani pemeriksaan di Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Reskrim, Polres Minahasa Selatan, Senin (16/1/2012).
Dekcy diperiksa masih sebagai saksi terkait kasus turus jalan tahun 2010 dan kebun bibit rakyat tahun 2010, yang mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp 200 juta."Kadishut menjalani pemeriksaan tambahan, diperiksa masih sebagai saksi," ujar Kapolres Minsel AKBP Sumitro melalui Kepala Sat Reskrim AKP Yana Supriyatna.
Kejelasan siapa yang bertanggungjawab terhadap kasus tersebut atau tersangka, baru akan ditetapkan setelah pemeriksaan tambahan rampung dilakukan.
"Tersangkanya nanti ditentukan, mungkin dua minggu depan," ujarnya.
Kadishut menjalani pemeriksaan tambahan di ruangan unit Tipikor Reskrim Polres Minsel, oleh seorang penyidik tipikor. Saat diperiksa Kadishut terlihat santai dan menggunakan pakaian dinas harian berwarna hijau.
Nampak juga beberapa barang berupa kuitansi di atas meja penyidik, dan buku yang digunakan oleh Kadishut dalam menjelaskan setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh penyidik."Saya hanya menjalani pemeriksaan tambahan, dan memenuhi panggilan yang dilayangkan oleh Polres Minsel," kata Kadis Kehutanan Decky Rumintjap.
Dugaan kasus korupsi tersebut, telah digelar oleh Polres Minsel, bersamaan dengan digelarnya kasus dugaan korupsi di Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) tahun 2011, namun kasus di Dishut masih perlu dilakukan pemeriksaan tambahan. (amg)
TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Minahasa Selatan, Decky Rumintjap kembali menjalani pemeriksaan di Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Reskrim, Polres Minahasa Selatan, Senin (16/1/2012).
Dekcy diperiksa masih sebagai saksi terkait kasus turus jalan tahun 2010 dan kebun bibit rakyat tahun 2010, yang mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp 200 juta."Kadishut menjalani pemeriksaan tambahan, diperiksa masih sebagai saksi," ujar Kapolres Minsel AKBP Sumitro melalui Kepala Sat Reskrim AKP Yana Supriyatna.
Kejelasan siapa yang bertanggungjawab terhadap kasus tersebut atau tersangka, baru akan ditetapkan setelah pemeriksaan tambahan rampung dilakukan.
"Tersangkanya nanti ditentukan, mungkin dua minggu depan," ujarnya.
Kadishut menjalani pemeriksaan tambahan di ruangan unit Tipikor Reskrim Polres Minsel, oleh seorang penyidik tipikor. Saat diperiksa Kadishut terlihat santai dan menggunakan pakaian dinas harian berwarna hijau.
Nampak juga beberapa barang berupa kuitansi di atas meja penyidik, dan buku yang digunakan oleh Kadishut dalam menjelaskan setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh penyidik."Saya hanya menjalani pemeriksaan tambahan, dan memenuhi panggilan yang dilayangkan oleh Polres Minsel," kata Kadis Kehutanan Decky Rumintjap.
Dugaan kasus korupsi tersebut, telah digelar oleh Polres Minsel, bersamaan dengan digelarnya kasus dugaan korupsi di Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) tahun 2011, namun kasus di Dishut masih perlu dilakukan pemeriksaan tambahan. (amg)
Bergabunglah dengan Tribun Manado Sharing Community untuk update berita Sulawesi Utara dan berbagi informasi kegiatan komunitas Anda.
Download Tribun
Manado Blackberry Launcher untuk
memudahkan anda mengakses berita melalui perangkat blackberry.
Penulis
: Alpen_Martinus
Editor
: Robertus_Rimawan
Masalah
KBR
Polres
Mulai Periksa Kasus KBR Dishut Minsel
AMURANG
–Mapolres Minsel mulai menyelidiki kasus Kebun Bibit Rakyat (KBR)
tahun 2010 Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Minahasa Selatan.
Pasalnya, KBR Dishut Minsel kini berbau terjadi penyalahgunaan. Dan
kini, penyidik Tipikor Polres Minsel sudah memeriksa 8 staf Dishut
Minsel sebagai saksi untuk dimintai keterangan.
“Benar kami
baru melakukan penyelidikan terkait penyalahgunaan KBR dinas
tersebut. Dan sudah delapan staaf Dinas Kehutanan Minsel yang
diambil keterangan,” ujar Kapolres Minsel AKBP Surya Kumara,
melalui Kasat Reskrim AKP
Yana Supriyatna,
kepada beritamanado, Rabu (5/10) di ruang kerjanya.
Menguaknya
kasus ini atas laporan masyarakat yang menduga program Kebun Bibit
Rakyat (KBR) sarat penyimpangan. Atas laporan tersebut Polres Minsel
langsung melakukan penyelidikan. Dan bukan itu saja, pihaknya
langsung memanggil sejumlah staf.
“Di dinas
yang sama juga sedang dilakukan penyelidikan soal turus jalan,”
ungkap Yana.
Kepala Dinas
Kehutanan Minsel, Recky
R Rumintjap,
SE ketika dikonfirmasi mengakui dirinya sudah sudah menerima
pemberitahuan dari pihak penyidik kepolisian Minsel. “Saya siap
memberikan keterangan kepada pihak kepolisian. Bagi saya itu tidak
masalah, jika dilihat fiktif itu tidak benar, sebab pohon saja sudah
kelihatan dari perbatasan Senduk dan Lansot,” ungkapnya via
telepon.
Lanjutnya
meyakini, mencurigai ada staf di kantornya yang merasa iri sehingga
melaporkan hal ini. Dijelaskan Rumintjap, soal penyelidikan kasus
KBR, pada dasarnya dirinya siap diambil keterangan pihak kepolisian.
“Dan perlu diketahui, satu hektar butuh 1000 pohon sengon dan
bibitnya diambil dari KBR. Tetapi kami kawal sampai lima tahun
kedepan. Sedangkan proyek turus jalan tersebut, adalah proyek tahun
2011 yang dimulai penanaman sejak November 2010. Kami sengaja menanam
sejak November tahun 2010. Karena saat itu musim hujan sehingga bisa
tumbuh bagus,” tambahnya.
“Lihat saja
sekarang bibit pohon Rambesi dan Mahoni sudah kelihatan rindang di
sepanjang jalan dari perbatasan Senduk sampai Popontolen hingga
perbatasan Lansot,” pungkas mantan Sekretaris Dinas PU ini. (ape)
Terbukti memberi manfaat yang besar untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, kampanye menanam yang didukung dengan pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR) mendapat dukungan kuat. Termasuk dukungan secara politik dari Senayan.
Reviewed by Mo Ilmi
on
December 17, 2013
Rating:
No comments: